REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto menuturkan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan hingga kini masih diusut kepolisian. Pihaknya masih melacak wajah pelaku saat melakukan aksinya.
"Semua ciri-ciri kita himpun baik dari CCTV maupun dari keterangan security di sana. Kita coba bangun seperti apa kira-kira penampilan wajah diduga pelaku yang melakukan penyiraman air keras itu," ujar dia di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (21/4).
Hasil pemeriksaan nantinya pun akan menjadi dasar bagi kepolisian untuk mengusut kasus tersebut. "Hasil pemeriksaan ini menjadi pegangan penyidik, yang tidak semua bisa kita sampaikan, nanti pada waktunya kita sampaikan lagi," ucap dia.
Terkait adanya kesan bahwa kepolisian lama dalam mengusut kasus tersebut, Rikwanto mengatakan tiap kasus tentu memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Kalau kasus tersebut dianggap sederhana, tentu pengungkapannya pun akan lama.
"Bahkan kasus perampokan besar bisa jadi pengungkapannya cepat seperti Pulomas, yang menewaskan beberapa orang. Relatif semuanya," tutur dia.
Meski begitu, kata Rikwanto, kepolisian bersungguh-sungguh karena memang ancaman terhadap Novel itu luar biasa. Apalagi Novel seorang penyidik KPK yang menangani kasus yang juga luar biasa.
Rikwanto menyatakan kasus yang menimpa Novel memang harus diusut tuntas. "Harus ya, kita harus cepat, tuntas, jelas. Ini komitmen penyidikan Polri. Apalagi kasus ini menyoroti hal-hal yang sensitif, diperhatikan masyarakat banyak," ungkap dia.