REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan, dua orang yang sebelumnya dicurigai sebagai pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, tidak memiliki keterkaitan dengan kasus tersebut. Terhitung sudah dua pekan lebih setelah kejadian, Polri belum mampu mengungkap dua pelaku penyiraman air keras maupun otak di balik penyerangan.
Setelah dilakukan penyelidikan pada Jumat (21/4) malam lalu, Argo mengatakan, dua orang tersebut, saat memberikan klarifikasi di Polda Metro Jaya mengaku tidak berada di tempat kejadian saat penyiraman Novel. "Dua orang kemarin datang ke Polda Metro untuk klarifikasi karena fotonya beredar, dua orang tersebut sedang ada di Malang, Jawa Timur. Jadi, dua orang tersebut bukan pelakunya," ujar Argo, Senin (24/4).
Argo mengaku saat ini polisi masih bekerja keras untuk menyelidiki kemungkinan lain dari kasus penyiraman air keras terhadap Novel. "Ya tim masih bekerja," ungkap Argo.
Pada Kamis (20/4) lalu, polisi sempat menduga dua orang terlibat dalam kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan. Mereka diduga bertugas sebagai 'Mata Elang' atau orang yang dibayar instansi tertentu untuk mencari orang.
"Dua orang tersebut berada di tempat kejadian bukan untuk menyiramkan air keras, tetapi sedang bekerja sebagai mata elang," ujar Argo, Sabtu (22/4).
Argo mengatakan, pihaknya juga pernah bekerja sama dengan 'Mata Elang' untuk mengungkapkan kasus pencurian motor. Kepolisian mengatakan pada Januari hingga Februari, mereka berdua telah menjadi informan polisi untuk mengungkapkan 20 kasus pencurian motor.
“Kadang-kadang kita gunakan untuk cari informasi, di mana di Kelapa Gading sesuai data Januari hingga Februari mereka bantu penangkapan curanmor 20 kali,” kata Argo.