Senin 24 Apr 2017 13:43 WIB

Keluarga: Seharusnya KPK Turut Usut Kasus Penyerangan Novel

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Bayu Hermawan
Penyidik KPK Novel Baswedan
Foto: AP
Penyidik KPK Novel Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Taufik Baswedan, kakak dari Novel Baswedan, mempertanyakan lambatnya pengungkapan kasus penyerangan terhadap adiknya tersebut. Taufik curiga ada ketelibatan oknum aparat dalam kasus tersebut.

Taufik mengatakan, kecurigaan pihak keluarga itu lantaran meski telah berjalan dua pekan, namun hingga saat ini pihak kepolisian belum menemukan titik terang. "Kalau perkara ini tak segera diungkap patut diduga ada aparat juga yang terlibat," ucapnya, Senin (24/4).

Taufik juga menyayangkan keputusan KPK untuk menyerahkan penyelidikan kepada polisi, mengingat hingga saat ini belum ada kabar gembira dari kepolisian mengenai penyelidikan kasus penyiraman yang menimpa Novel. 

"Seharusnya KPK tanpa diminta pun siap untuk turut mengusut kasus tersebut," ujar Taufik.

Terkait kondisi terkini Novel Baswedan, Taufik mengungkapkan setelah menjalani perawatan intensif di Singapura, mata kanan Novel sudah semakin membaik meskipun belum sempurna.

"Ya terutama mata kanannya dan yang kiri belum," katanya..

Taufik mengaku belum tahu hingga kapan Novel akan menjalani pengobatan di Singapura, mengingat dokter yang menangani Novel masih akan memberikan perawatan hingga minggu depan.

"Belum tahu pastinya, karena dokter masih merawat hingga minggu depan," ucapnya.

Kuasa Hukum Novel Baswedan, Muji Kartika juga mengatakan telah mendesak KPK untuk menyelidiki kasus ini sendiri. Kanti menduga, jika kasus ini dikerjakan oleh polisi, maka kasus penyiraman air keras yang menimpa Novel Baswedan hanya dianggap sebagai tindak kriminal biasa.

"Kita mendesak KPK untuk menyelidiki sendiri. Kalo hanya polisi yang menyelidiki berarti kasus Novel ini hanya  kriminal biasa. Tapi kalo KPK yg menyelidikan berarti KSS novel ini adalah obstruction of justice," ucap Muji, Senin (24/4) siang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement