REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Sebuah serangan udara menghantam desa Duwayleh, Idlib, Suriah, Selasa (25/4). Serangan tersebut dilaporkan menghancurkan sebuah klinik kesehatan dan menewaskan sekitar 12 orang.
Kelompok hak asasi manusia yang konsen terhadap konflik Suriah, The Syrian Observatory for Human Rights (TSOHR) mengonfirmasi terjadinya serangan tersebut. Mereka menduga serangan tersebut dilakukan oleh jet tempur Rusia.
TSOHR juga mengatakan 12 orang tewas dalam serangan udara tersebut. “12 orang terbunuh, termasuk setidaknya dua milisi pemberontak dan lima warga sipil,” kata Kepala TSOHR Abdel Rahman, seperti dilaporkan laman Al Araby.
Menurut Rahman, serangan udara pun menyebabkan klinik kesehatan di Duwayleh berhenti beroperasi. “Mereka membuat klinik kesehatan berhenti beroperasi karena kerusakan struktur dan peralatannya,” ucapnya menerangkan.
Provinsi Idlib memang berada di bawah kontrol milisi pemberontak dan ekstremis sejak musim semi 2015 lalu. Oleh sebab itu, Idlib kerap menjadi target serangan militer pemerintah Suriah dan Rusia, termasuk Sekutu.
Belum lama ini, sekitar 100 warga sipil di Idlib harus tewas akibat serangan udara dengan menggunakan senjata kimia. Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW) pada pekan lalu menyatakan bahwa serangan mematikan tersebut menggunakan gas sarin, yang merupakan salah satu senjata kimia yang telah dilarang sejak seabad lalu.