Senin 01 May 2017 09:52 WIB

Sambut Hari Buruh, Cak Imin: Mari Tingkatkan Kualitas dan Daya Saing

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar memberikan keterangan pers terkait hasil sementara Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 2014 di Jakarta, Kamis (10/4).
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar memberikan keterangan pers terkait hasil sementara Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 2014 di Jakarta, Kamis (10/4).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA— Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar, mengucapkan selamat Hari Buruh 1 Mei (May Day). 

Cak Imin, begitu akrab disapa, mengirimkan doa dan harapan tulus bagi para pekerja yang mengumpulkan rupiah demi rupiah gajinya dengan cara halal untuk keluargan dan juga untuk membayar pajak kepada negara.

Dia menyebut pada saat dirinya menjabat sebagai menteri tenga kerja, Keppres 24/2013 yang menetapkan 1 Mei sebagai hàri libur nasional dikeluarkan. Langkah tersebut mendapat sambutan positif sebagai kado kejutan. 

Keppres tersebut, kata dia, menyudahi perdebatan tentang eksistensi 1 Mei sebagai Hari Buruh. “Namun, polemik soal upah, hubungan kerja, dan syarat-syarat kerja bergulir terus," kata  dia dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Senin (1/5).  

Bagi PKB, menurut Cak Imin, kenaikan upah dan peningkatan syarat-syarat kerja tentu penting, namun daya tahan industri dan memelihara kemampuannya untuk berekspansi juga sama penting. 

Oleh karenanya, ujar dia, sudah saatnya upah tidak lagi dilihat sebagai tujuan, namun sebagai alat atau instrumen. Baik sebagai instrumen mempromosikan peningkatan skil, mendukung kenaikan daya saing, serta mendongkrak daya beli masyarakat. 

"Upah sebagai tujuan mensyaratkan kenaikan setinggi mungkin, apapun eksesnya. Namun upah sebagai instrument menjaga dengan cermat agar kenaikan upah sejalan dengan peningkatan skill dan daya saing," tuturnya.

Cak Imin menuturkan, pro-poor sekaligus pro-growth adalah keberpihakan kepada yang miskin dengan tetap memberi kepastian pada para pemodal. Merujuk data BPS 2016, populasi pekerja mencapai 118.411.973 orang. Dari jumlah itu 40,65 persen berpendidikan tamat atau tidak tamat SD, 18,14 persen hanya tamat SMP dan sebanyak 17,45 lulusan SMA. 

Dia mengungkapkan peringkat human capital Indonesia berada di urutan 72 dunia dan urutan enam ASEAN. Jika  tidak waspada, tentu tidak lama lagi Kamboja, Laos, Myanmar bisa menyalip dalam lomba lari global ini.  

“Kami berharap kita semua dapat satu kata dan satu langkah untuk mengatasinya," katanya. 

Cak Imin melanjutkan, the poorest of the poor, yang termiskin dari yang miskinlah  golongan yang paling membutuhkan pembelaan, perhatian dan kepedulian. " Untuk merekalah Negara ini didirikan,” tutur dia. 

Dia menegaskan keterbatasan skil dan rendahnya kualitas pendidikan masih menjadi pekerjaan rumah besar pemerintah, pelaku usaha, dan serikat pekerja di Indonesia. 

Namun PKB yakin di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pekerjaan rumah tersebut dapat diselesaikan secara bertahap. 

"Bersama Bapak Jokowi, kami optimis kita bisa melalui semua itu dengan baik,” papar dia.  Pihaknya juga siap membantu pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan bagi jutaan orang yang belum bekerja, ataupun telah bekerja namun dengan penghasilan sangat minim.   

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement