REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar meminta Polda Metro Jaya bekerja lebih keras dalam upayanya mengungkap kasus-kasus teror yang menimpa Penyidik Senior pada KPK Novel Baswedan dan juga politikus PKS Jazuli Juwaini. Menurutnya, jika Polda Metro gak bisa menyelesaikannya, maka dibutuhkan bantuan dari Mabes Polri dalam mengungkap kasus teror tersebut.
"Kalau hingga kini teror itu belum terungkap, Polri harus benar-benar kerja keras. Tidak hanya Polda Metro yang menyelidiki, tapi perlu back up dari Mabes Polri," kata Bambang saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (5/5).
Bambang mengungkapkan, latar kasus-kasus teror yang menimpa Penyidik Senior pada KPK Novel Baswedan, Habieb Riziq, dan juga politikus PKS Jazuli Juwaini tidak sederhana. Maka dari itu, menurutnya, dibutuhkan pemetaan dari beberapa aspek yang dimungkinkan melatar belakangi teror yang dilakukan.
"Latar belakang kasus-kasus tersebut memang tidak sederhana. Karena itu, perlu dilakukan mapping atau pemetaan dari beberapa aspek yang dimungkinkan melatar belakangi teror yang dilakukan. Kemudian dianalisis dan dicari jaringan atau pelakunya," kata Bambang.
Seperti diketahui, serangkaian teror akhir-akhir ini terjadi dan menjadi isu nasional. Teror pertama menimpa penyidik senior pada KPK Novel Baswedan yang disiram air keras oleh dua pria tak dikenal. Terakhir, teror menimpa Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini, dimana rumahnya ditembak orang tak dikenal. Namun begitu, hingga saat ini Polisi belum mampu mengungkap pelaku dan motif di balik teror yang dilakukan.