REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah bersabda, Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah perempuan salehah. Dan, perkara yang pertama kali ditanyakan kepada seorang perempuan pada hari perhitungan kelak adalah shalat lima waktu dan ketaatan kepada suaminya.” (HR Ibnu Hibban dari Abu Hurairah).
Seperti apa perempuan salehah itu?
Suatu hari, Rasulullah memberi nasihat kepada putrinya, Fathimah, mengenai tanda-tanda istri salehah. Nasihat ini merupakan mutiara termahal sehingga selayaknya dilakukan setiap istri salehah. Nasihatnya sebagai berikut.
Ya, Fathimah, kepada wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah menjadikan baginya tujuh tabir yang menjauhkannya dari neraka.
Ya, Fathimah, kepada wanita yang membuat roti bagi suami dan anak-anaknya, Allah menetapkan kebaikan baginya dari setiap biji gandum dan Allah melebur kejelekannya serta mengangkat derajatnya.
Ya, Fathimah, tiadalah seorang yang meminyaki rambut anak-anaknya, lalu menyisirnya dan mencuci pakaiannya, melainkan Allah menetapkan pahala baginya, seperti pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.
Ya, Fathimah, tiadalah wanita yang meminyaki rambut kepala suami dan menyisirnya, meminyaki jenggot dan memotong kumisnya, serta memotong kukunya, melainkan Allah memberi minuman arak yang lezat kepadanya yang didatangkan dari sungai-sungai surga. Allah mempermudah sakaratul maut baginya serta kuburnya menjadi bagian dari taman surga dan Allah menetapkan baginya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shirathal mustaqim dengan selamat.
Ya, Fathimah, apabila wanita mengandung, malaikat memohonkan ampunan baginya dan Allah menetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketika wanita merasa sakit akan melahirkan, Allah menetapkan pahala baginya sama dengan pahala para mujahid di jalan Allah. Jika dia melahirkan kandungannya, bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kandungan ibunya. Bila meninggal ketika melahirkan, dia tidak akan membawa dosa sedikit pun. Di dalam kubur, ia akan mendapat pertamanan indah yang merupakan bagian dari taman surga dan Allah memberikan pahala kepadanya sama dengan pahala seribu orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah serta seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.”
Ya, Fathimah, tiadalah wanita yang melayani suami selama sehari semalam dengan rasa senang serta ikhlas, melainkan Allah mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian kepadanya pada hari kiamat berupa pakaian yang serbahijau dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Dan, Allah memberikan kepadanya pahala seratus kali beribadah haji dan umrah.
Ya, Fathimah, tiadalah wanita yang tersenyum di hadapan suami, melainkan Allah memandangnya dengan pandangan penuh kasih. Ya, Fathimah, tiadalah wanita yang membentangkan alas tidur untuk suami dengan rasa senang hati, melainkan para malaikat memanggil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.
Ya, Fathimah, yang lebih utama dari seluruh keutamaan adalah keridhaan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridha kepadamu, aku pun tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah, wahai, Fathimah, kemarahan suami adalah kemurkaan Allah. Ya, Fathimah, tiadalah wanita yang menahan kebutuhan tetangganya, melainkan Allah akan menahannya dari minum air Telaga Kautsar pada hari kiamat kelak.
Tentu saja, wasiat tersebut juga ditujukan untuk seluruh wanita Muslimah tanpa kecuali. Alangkah indahnya hidup seorang wanita Muslimah, khususnya mereka yang menjadi istri salehah bagi suaminya dan ibu salehah bagi anaknya. Rumah tangga menjadi ladang sangat subur yang menghasilkan pahala melimpah. Bisa dibayangkan betapa keindahan hidup akan bersinar dari istri salehah. Begitu indah menjadi wanita, dengan ketulusan, kelembutan, dan kasihnya dapat mengubah dunia.