REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menggelar Lawatan Sejarah Nasional (LASENAS) ke-XV yang berlangsung mulai 14 sampai 18 Mei 2017. Tahun ini, LASENAS memilih Provinsi Bengkulu sebagai tuan rumah penyelenggaraan.
"Kegiatan LASENAS merupakan kegiatan perjalanan mengunjungi situs bersejarah yang merupakan bagian dari simpul perekat yang berorientasi pada nilai-nilai perjuangan dan persatuan untuk memperkokoh integrasi bangsa," ungkap Direktur Sejarah Kemdikbud RI Triana Wulandari.
Ia menginformasikan, LASENAS diikuti ratusan siswa SMA/SMK/MA sederajat, guru, dan perwakilan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BNPB) dari seluruh Indonesia. Terlibat pula staf dari instansi terkait, lembaga swadaya masyarakat, dan pengampu kepentingan di bidang sejarah.
Triana menyebutkan tema LASENAS 2017 yaitu "Merawat Memori Kolektif Memperkokoh Karakter Bangsa". Kegiatan yang dirancang selama LASENAS dimaksudkan untuk membangkitkan ingatan kolektif bangsa melalui penanaman nilai-nilai sejarah bagi generasi muda dari berbagai daerah.
Sejumlah objek yang disambangi selama Lasenas 2017 antara lain Benteng Marlborough, Museum Negeri Provinsi Bengkulu, Rumah Pengasingan Sukarno, dan Rumah Fatmawati. Tujuan lawatan lain termasuk Makam Sentot Alibasya, Masjid Jamik, dan Pertambangan Emas di Kabupaten Lebong.
Awang Wibisono, peserta dari Balikpapan, Kalimantan Timur, merasa senang bisa mengikuti gelaran LASENAS 2017. Siswa kelas XI SMAN 7 Balikpapan itu mengatakan, sejarah yang biasanya terkesan membosankan bisa disajikan dengan cara berbeda dan menyenangkan dengan langsung mengunjungi lokasinya.
"Salah satunya ke Rumah Ibu Fatmawati, melihat langsung mesin jahit yang digunakan untuk menjahit Sang Saka Merah Putih. Menurut saya ini penting untuk kita semua, karena kalau benar-benar mau belajar sejarah bakal berguna bagi hidup sekarang dan ke depannya," ucap pelajar 17 tahun itu.