REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ratusan pasien di Rumah Sakit Kanker Dharmais masih harus rela antre lebih lama lantaran adanya gangguan pada Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) yang terkena serangan siber ransomware yang menginfeksi komputer secara global.
Pantauan Republika, spanduk bertuliskan pemberitahuan rumah sakit diserang virus komputer masih terpasang di tempat pendaftaran dan pelayanan pasien. Para pasien juga masih harus terus bersabar karena pelayanan yang biasanya dibuka pukul 07.00 WIB, pada Selasa (16/5) dibuka pada pukul 10.00 WIB.
Salah seorang pasien, Mince (67 tahun) salah satunya. Pasien asal Depok itu sudah sampai di RS Kanker Dharmais sejak pukul 06.00 WIB, namun dia baru bisa diperiksa pukul 10.00 WIB. Menurut penuturan dari putrinya, Rones (24), biasanya Mince langsung diperiksa pukul 07.00 WIB.
"Sebelum kena virus lancar-lancar saja, antreannya sekarang jadi banyak, temen saya di klinik gigi saja katanya nunggu berjam-jam soalnya datanya manual," tutur Rones di RS Kanker Dharmais, Selasa (16/5).
Rones mengungkapkan, sudah hampir dua tahun ibunya mengidap kanker pembuluh darah dan adanya fragture atau tulang yang patah di bagian punggungnya. Akibatnya, selama ini ibunya hanya bisa berbaring. Tak terkecuali saat menunggu pemeriksaan, Mince hanya bisa terbaring di bangku panjang yang terdapat di ruang basement.
"Jadinya sempat merelakan nomor antrean pertama jadi nomor antrean lima, karena kan ibu nunggu di basement sedangkan periksanya di lantai dua," terang Rones.
Pasien lainnya, Rudi Pramudya (35) mengeluhkan antrean yang lama. "Panggilannya lama biasanya langsung berurutan dipanggil sekali banyak. Biasanya jam 07.00 sudah dipanggil, sekarang baru jam 09.00 tadi kepanggil," keluh Rudi.
Pria asal Tangerang itu menuturkan biasanya setiap harinya antrean ada sekitar 200 paling banyak dengan bergulir, saat ini antrean menjadi dua kali lipat. "Biasanya kalau normal antrean 100 jam 10 pagi sudah kepanggil. Tapi saya tadi sampai jam 11.00 nomor antrean 120 belum dipanggil, baru kepanggil jam 12.00," tuturnya. Rudi diketahui mengidap kanker testis, dalam sepekan dirinya harus setidaknya dua kali periksa ke RS Kanker Dharmais.
Serangan siber bersifat tersebar dan masif, serta menyerang critical resource atau sumber daya sangat penting, yang bisa dikategorikan teroris siber. Wanna Decryptor atau Wanna-Cry menyasar institusi yang menyediakan pelayanan kesehatan. Tapi, belakangan, penyebaran malware merebak ke sejumlah perusahaan swasta.
Ransomware adalah jenis malicious software atau malware yang menyerang komputer korban dengan cara mengunci komputer korban atau mengenkripsi semua file yang ada sehingga tidak bisa diakses kembali. Wanna-Cry, sendiri merupakan jenis baru dari ransomware mengincar PC berbasis windows yang memiliki kelemahan terkait fungsi Server Message Block (SMB).