Jumat 19 May 2017 05:39 WIB

GP Ansor Gandeng BNN Gelar Seminar Berantas Narkoba

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Israr Itah
Narkoba (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Narkoba (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Ansor Anti-Narkoba (Baanar) yang merupakan organisasi sayap Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) menggelar seminar pemberantasan narkoba bekerja sama dengan Badan Nasional Narkotika (BNN). Acara tersebut digelar di kantor Pengurus Pusat (PP) GP Ansor di jalan Kramat Raya 654 Jakarta Pusat, Kamis (18/5).

Deputi Pemberdayaan Masyarakat BNN Irjen Sobri menyampaikan BNN mendapatkan mandat dari pemerintah untuk menekaan laju prevalensi penyelahgunaan narkoba sebesar 0,05 persen per tahun. Menurut dia, itu termasuk dalam rencana program jangka panjang 2016 sampai 2025. 

"Alhamdulillah berkat dukungan dan peran aktif pemerintah dan seluruh komponen bangsa bangsa, upaya memperlambat laju penyalahgunaan narkoba tersebut terus ditekan," ujar Deputi Pemberdayaan Masyarakat BNN Irjen Sobri dalam sambutannya di kantor Pengurus Pusat (PP) GP Ansor di Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat, Kamis (18/5).

Sobri mengatakan, ucapannya didasarkan pada perkiraan hasil survei BNN dan Puslitkes UI tahun 2014 dan 2015. Menurut Sobri angka prevalensi penyelahgunaan narkoba di Indonesia yang seharusnya 2,32 persen. Namun angka itu berhasil ditekan hingga 2,18 persen. 

"Sesuai perintah Ketum Ansor (Yaqut Cholil Qoumas), Baanar harus mampu memberikan pemahaman pengetahuan tentang bahaya Narkoba, memperkuat dan mempertajam paham arti narkoba sebagai pandangan hidup bahwa melawan narkoba adalah jihad," ujar Sekretaris Jenderal Baanar Ahmad Ghufron Sirodj. 

Ghufron melanjutkan, Baanar dan GP Ansor berkomitmen dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan Narkoba di Indonesia. Sementara, Kasubdit Masyarakat Pedesaan BNN Hendrajid Putut Widagdo memaparkan secara detail mengenai kondisi masalah Narkoba dunia dan Indonesia. 

"Sebanyak 80 persen, penyelundupan narkoba melalui jalur laut dengan jumlah barang bukti sabu secara fantastis. Di. Teluk Naga 955 Kilogram, WCP 862 kilogram, Tanjung Pasir, KSS Jepara dan lain-lain. Modusnya melalui kapal di jalur laut bebas dan perantara nelayan," katanya mengungkapkan. 

Menurut dia, kurang ketatnya petugas dalam memeriksa keluar masuknya barang di pelabuhan menyebabkan angkutan yang membawa narkoba dari pelabuhan kerap lolos.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement