Senin 22 May 2017 22:06 WIB

NTB Rancang Pembangunan Museum Arsip

 Pengunjung melintas di antara diorama sejarah Indonesia di Museum Arsip Nasional Republik Indonesia, Jakarta, Rabu (22/7).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Pengunjung melintas di antara diorama sejarah Indonesia di Museum Arsip Nasional Republik Indonesia, Jakarta, Rabu (22/7).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat saat ini merancang pembangunan diorama atau museum arsip sebagai pusat pengelolaan dan penyimpanan berbagai macam arsip, dilengkapi teknologi digital.

"Arsip merupakan bukti sejarah yang autentik. Sebab melalui penelusuran berkas berkas arsip yang tersedia, baik surat, gambar, peta, bangunan dan bukti bukti lain, akan dapat diketahui gambaran perkembangan sejarah suatu daerah," kata Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi, Senin (22/5).

Didampingi istri Hj Erica saat Pencanangan Minat Baca dan Rencana Peluncuran Diorama Arsip NTB di Kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah, ia mengatakan pembangunan diorama arsip ini, dilengkapi teknologi digital, yakni sistem informasi dan komunikasi sebagai media pengelolaan arsip arsip daerah.

Gubernur NTB mengapresiasi pembangunan diorama arsip tersebut, bahkan untuk penyempurnaan pembangunan konsep tersebut, gubernur mengusulkan tiga hal agar diperhatikan dalam pembangunan diorama tersebut. Pertama agar diperhatikan betul aspek substansinya, kemudian kedua narasi dan ketiga diksi.

Gubernur menegaskan substansi itu penting karena diorama tersebut diharapkan menjadi sumber pembelajaran."Yang namanya sumber itu seperti sumber air. Mata air itu harus jernih, supaya orang yang meminumnya mendapatkan manfaat. Jangan sampai sumber air itu keruh, apalagi beracun," ucapnya.

Untuk itu, substansi itu kata gubernur, betul-betul diperhatikan. Substansi itu diharapkan benar-benar mewakili identitas dan jati diri masyarakat NTB. Juga, substansi yang dimuat adalah visi NTB ke depan. "Kita mau jadikan apa NTB ini. Kita mau bentuk apa NTB ini di masa yang akan datang," ujarnya.

Selain itu, ditekankan gubernur adalah menyangkut narasi. Narasi menurut gubernur merupakan tuangan dari konsep yang ada. Di mana substansi dalam konsep tersebut akan dilihat dan diperhatikan banyak orang. Sehingga perlu dipastikan isinya ditulis dengan benar, tegasnya.

Hal terakhir yang disarankan gubernur adalah menyangkut diksi. Menurut Gubernur, pilihan kata-kata yang ada haruslah kata-kata yang bisa mengambarkan identitas daerah, dinamika yang terjadi di daerah dan harapan-harapan masyarakat NTB di masa yang aka datang."Silahkan diteruskan. Nanti matangkan konsepnya," ungkapnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement