REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Diplomat Korea Utara, Ju Yong-chol menyampaikan pembelaan di hadapan PBB. Menurutnya, uji coba rudal yang dilakukan oleh Korea Utara baru-baru ini merupakan sikap pertahanan diri dan tidak melawan hukum internasional.
"Kebijakan permusuhan Amerika Serikat, latihan militer gabungan yang agresif, ancaman nuklir, serta penempatan militer di sekitar semenanjung Korea yang benar-benar memperparah situasi di semenanjung Korea dan yang memaksa Korea Utara untuk terus meningkatkan program nuklirnya," ujar Chol dalam acara Konferensi Pelucutan Senjata PBB, Selasa (23/5).
Robert Wood, yang menjadi utusan AS untuk konferensi itu, langsung memberikan tanggapan terkait pernyataan Chol. Menurut dia, akan sangat konyol jika tindakan uji coba Korea Utara selama ini dianggap sebagai aksi yang legal.
Pada Senin (22/5), Korea Utara menyatakan kesuksesan mereka dalam meluncurkan rudal jarak menengah, Pukguksong-2. Negara itu menyatakan siap memproduksi rudal tersebut secara massal.
Namun, pejabat AS yang berbicara secara anonim mengatakan uji coba itu tidak menunjukkan peningkatan kapasitas persenjataan Korea Utara yang dapat mengancam AS. Uji coba kedua yang dilakukan dalam sepekan itu dinilai akan merusak upaya perdamaian di Semenanjung Korea.
Korea Utara mengatakan, peluncuran tersebut dilakukan untuk menguji kemampuan rudal dalam membawa hulu ledak nuklir berukuran besar. Mereka juga akan menargetkan daratan AS.
"Mengatakan dengan bangga bahwa tingkat serangan rudal sangat akurat dan Pukguksong-2 adalah senjata strategis yang sukses, dia (Kim) menyetujui penggunaan sistem senjata ini untuk aksi militer," kata kantor berita KCNA.
Baca juga, Korut: Peluncuran Rudal untuk Targetkan Pengkalan Militer AS.
Militer Korea Selatan mengatakan rudal tersebut terbang sejauh 500 km dan mencapai ketinggian hingga 560 km. KCNA melaporkan, Kim bisa melihat bumi dari kamera yang terpasang di rudal. "Pemimpin tertinggi Kim Jong-un mengatakan bahwa ia merasa lega bisa melihat bumi dari roket yang kami luncurkan dan seluruh dunia terlihat begitu indah," tulis KCNA.