Rabu 31 May 2017 11:25 WIB

Belajar Toleransi di Italia

Kedutaan Besar Indonesia di Italia.
Foto: Dok. Pribadi
Kedutaan Besar Indonesia di Italia.

Oleh: H. Khumaini Rosadi, SQ., M.Pd.I*

 

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Italia adalah negara penuh peradaban. Bukan hanya olahraga sepakbolanya yang melegenda, tetapi  keagamaan dan budaya tetap dijaga sampai hari ini.
 
Banyak kota-kota di Italia yang menjadi landmark atau brand iconic dunia, salah satunya adalah Pisa yang terkenal dengan menaranya yang miring, atau orang biasa menyebutnya menara miring Pisa. Terlebih lagi Roma yang merupakan sumber peradaban Kuno, yang dikenal pada zaman itu sebagai kerajaan Romawi Kuno.
 
Colloseum yang sering kita baca sebagai tempat diadunya para gladiator sampai mati, juga salah satunya adalah Istana dan benteng Kaisar Nero yang terkenal sangat sadis. Roma sampai hari ini masih menyimpan rapih bukti-bukti sejarahnya.
 
Dahulu kota ini terkenal dengan Imperium Romawi. Buktinya banyak benteng-benteng kokoh sebagai tembok pertahanan. Sebagai warga negara Indonesia, saya Patut berbangga dengan Indonesia. Di kota Roma ini, Indonesia memiliki Kantor di tengah pusat kota yang strategis.
 
 
Tidak banyak negara yang dapat memiliki atau menempati kantor sebagai kedutaan di sekitar Via Campania - Kota Roma ini, karena bisa jadi sekitar gedung di sini sudah tidak boleh lagi dimiliki sendiri.
 
Selain Indonesia yang Kantor kedutaannya berkedudukan di Via Compania, ada negara Amerika dan juga Jepang yang berkedudukan kantor kedutaannya di zona ramai dan tidak pernah sepi dari lalu lalang kendaraan ini.
 
Belajar Toleransi dari negara Itali, seperti di Milan, Roma, dan Vatikan terlihat begitu damai sekali. Sering adanya undangan dialog keagamaan dari Vatikan untuk Muslim di Roma untuk menjaga keharmonisan, kerukunan antar umat beragama, dan keutuhan kebangsaan. Seperti yang diceritakan oleh Bapak Adnan kepada saya.
 
Saya di sini ditemani oleh seorang staff KBRI yang ahli hukum Islam, namanya bapak Adnan. Beliau menjelaskan tentang toleransi di Roma. Banyak dari Pemuka-pemuka agama di Vatikan yang bahkan lebih tahu tentang hukum-hukum dalam keislaman dibandingkan umat Islam sendiri di sini, makanya seharusnya sebagai Muslim termotivasi lagi untuk mempelajari keislaman lebih banyak lagi.
 
Sediakan waktu untuk membaca dan belajar alquran. Dan sebagai Muslim yang minoritas, yang berada di negara pusatnya mayoritas agama Katolik, haruslah tetap berbuat baik, sopan santun, dan berakhlak baik. Paparan pak Adnan.
 
Beliau pun menyarankan kepada saya saat nanti menyampaikan materi tema Ramadhan untuk tidak menyentuh masalah-masalah yang berbau politik, apalagi masalah-masalah hubungan negara yang diplomatik. Tidak memberikan keterangan-keterangan yang memancing kerisauan umat Islam.
 
Apalagi di sini background masing-masing berbeda-beda, dan setiap pertanyaan yang dijawab oleh Ustadz, pun terkadang berbeda juga. Karena setiap tahun berganti ustadz, dan setiap tahun mendapat pengalaman yang berbeda juga dari beraneka ragamnya latar belakang keahlian ustadz itu sendiri. Semoga ini menjadi bahan bermanfaat untuk saya. Amin ya robbal alamin.
 
Alhamdulillah pada siang bada zuhur ini, saya menyampaikan pesan Ramadhan yang ringan dan sederhana kepada Jamaah, yaitu tentang masalah pentingnya sholat. Setelah sekian menit saya menyampaikan, saya buka sesi pertanyaan. Ternyata banyak sekali masalah – masalah dasar ilmu fiqih yang harus disampaikan secara intensif. Dari yang terkecil. Wudlu.
 
Semoga bermula dari hal-hal yang terkecil dan sederhana, dapat menjadikan kita bijaksana dalam menyikapi berbagai macam perbedaan. Sehingga kerukunan antar umat beragama maupun dengan intern agama juga dengan pemerintah tetap terjaga. Bijaksanalah kita dengan toleransi.

*Dai Ambassador Cordofa 2017, Tidim LDNU 2016, Penulis Buku: Amroden Belbre; 45 hari dakwah di Eropa Fathul Khoir; Metode Mudah Memahami Ilmu Tajwid

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement