REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Garut masih belum mempunyai data terkait jumlah kerusakan pascabencana banjir, Senin (5/6), malam. Pihak BPBD masih terus mendata dan menelusuri lokasi terdampak banjir.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut, Dadi Zakaria mengatakan, hanya dua Kecamatan yang terdampak banjir, yaitu di Taragong Kidul dan Taragong Kaler. Sampai sore ini, pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Tata Ruang dan Pemukiman (Distarkim) guna mendata rumah yang mengalami kerusakan.
"Pendataan rumah rusak oleh Distarkim, sedang dilakukan oleh mereka, kami koordinasi dengan mereka untuk melihat kerusakan apakah rusaknya ringan, sedang atau berat," katanya ketika dihubungi, Selasa (6/6).
Meski pendataan tengah dilakukan, BPBD tak menjanjikan adanya dana bantuan perbaikan rumah. Sebab saat ini, BPBD hanya fokus memberi bantuan makanan dan minuman pada para korban terdampak banjir. Terlebih di bulan Ramadhan ini, para korban memerlukan bantuan makanan untuk berbuka dan sahur.
"Belum mengarah dana perbaikan rumah, masih fokus upaya penuhi kebutuhan pangan para korban saat sahur dan berbuka di bulan Ramadhan ini," ujarnya.
Ia pun belum bisa menyimpulkan penyebab pasti peristiwa banjir yang sempat mengagetkan warga. Ia menilai curah hujan menjadi faktor utama penyebab banjir. "Masih ditelusuri penyebabnya, cuma yang utama ini curah hujan cukup tinggi sampai 101 mili meter," katanya.
Akibatnya, belum adanya dana kerusakan, BPBD belum bisa memastikan kerugian bencana kali ini. "Kerugian masih menghitung, belum ada datanya," katanya.