REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan bertemu dengan Imam Besar Masjid Nabawi, Syekh Sholah al Budair, Selasa (6/6), pertemuan tersebut atas undangan langsung sang imam saat mengetahui Anies sedang berada di Madinah.
Juru bicara Anies - Sandi, Naufal Firman Yursak mengatakan Anies sangat beruntung bisa bertemu dengan Syekh Sholah. Pasalnya, tidak semua orang bisa bertemu dengan Imam Besar Masjid Nabawi tersebut.
"Bahkan bila ada tamu dari luar datang, meski menteri sekalipun, jarang mau diterima oleh imam besar," kata Naufal di Jakarta, Rabu (7/6).
Pertemuan tersebut digelar di lantai tiga, kantor Masjid Nabawi. Bagian kantor itu berada di tengah-tengah Masjid. Dari ruangan itu, bisa terlihat seluruh bagian Masjid yang dibangun pada tahun 622 Masehi tersebut, katanya.
Saat bertemu Anies, Syekh Sholah tidak sendiri. Dia didampingi kepala kesekretariatan dan juga Kepala Humas Masjid Nabawi. Pertemuan itu, lanjut Naufal, berlangsung hangat dan juga bersahabat. Banyak hal yang dibahas. Mulai dari kondisi umat Islam di dunia. Hingga apa yang terjadi di Indonesia.
"Beliau tampak sangat memperhatikan kondisi di Indonesia," katanya.
Usai pertemuan, Syekh Sholah juga memimpin doa bersama. Tak hanya itu, Syekh Sholah yang juga pernah jadi Imam di Masjidil Haram itu juga berjanji mendoakan Indonesia pada doa qunut saat salat tarawih yang dipimpinnya.
Anies tak hanya bertemu dengan Imam Besar. Siang harinya, Anies juga bersilaturahmi dengan empat orang muazin di Masjid Nabawi. Mereka juga ingin bertemu Anies. "Mereka (para muazin) terkesima dengan Indonesia. Terutama dengan besarnya bangsa dan sebaran penduduk di kepulauan hingga menghasilkan keberagaman bahasa dan budaya yang luar biasa," kata Naufal.