Rabu 14 Jun 2017 20:59 WIB

Pengakuan Novel ke TIME, Polri: Percuma tak Ada Nilai Hukum

Rep: Mabruroh/ Red: Bayu Hermawan
 Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto memberikan keterangan pers di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (25/5).
Foto: Republika/ Wihdan
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto memberikan keterangan pers di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (25/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Novel Baswedan menyatakan bila ada dugaan keterlibatan perwira polisi, dalam kasus penyiraman air keras yang menimpa dirinya. Hal tersebut disampaikannya penyidik KPK itu kepada majalah Time.

Menanggapi hal tersebut Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto tidak banyak berkomentar. Dia mengaku belum mengatahui adanya informasi tersebut. Menanggapi itu, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto menyebut dirinya belum mendapat informasi tersebut. Tapi dia meminta agar lebih baik Novel menyampaikan segala informasi yang dia miliki ke penyidik.

"Saya belum baca itu," ucapnya di Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (14/6).

Namun sambungnya jika memang benar ada pernyataan seperti itu sebaiknya disampaikan dalam berita acara pemeriksaan (BAP). Jika tidak lanjut dia, maka pengungkapan tersebut dianggap percuma dan tidak bernilai di depan hukum.

"Tolong dituangkan di dalam BAP, diceritakan di BAP, karena jika tidak percuma saja, tidak ada nilainya di mata hukum. Tidak projusticia," kata dia menegaskan.

Hal senada juga dismapikan oleh Kabagpenum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul, menurutnya jika Novel mengungkapkan kepada penyidik maka pernyataan tersebut dapat ditindak lanjuti. "Sebaiknya informasi-informasi yang dianggap penting oleh saudara Novel hendaknya disampaikan kepada penyidik, supaya tidak terjadi sebuah tendensi atau tudingan," ujar Martinus.

Martinus menjelaskan, informasi awal tersebut nantinya harus diuji terlebih dahulu. Bagaimana alurnya, fakta yang didapatkan seperti apa, yang intinya akan ditindak lanjuti oleh penyidik. "Jadi prinsipnya harus diserahkan ke polisi," ujar dia.

Sedangkan kalau informasi tersebut hanya dilemparkan kepada publik maka tidak bisa ditindak lanjuti. Karena itu dia sarankan agar Novel dapat membrikan keterangan tersebut kepada penyidik.

"Karena kalau menuding seseorang kan harus bisa dapat faktanya, waktunya kapan, pukul berapa, di mana, siapa perwiranya, itu kan harus jelas," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement