Kamis 15 Jun 2017 19:14 WIB

IPW: Dua Alasan Publik Bisa Percaya Curhatan Novel ke Time

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Presidium IPW, Neta S Pane.
Foto: Twitter
Ketua Presidium IPW, Neta S Pane.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane mengatakan, pengakuan Novel Baswedan bahwa ada dugaan perwira polisi terlibat dalam kasus penyiraman air keras terhadap dirinya, merupakan sebuah skandal yang mengejutkan. Menurunya pengakuan Novel harus diselidiki dan dibongkar, jika terbukti maka perwira polisi itu harus diseret ke pengadilan.

"Pengakuan Novel Baswedan bahwa ada dugaan Jenderal Polisi terlibat dalam kasus teror penyiraman air keras terhadap dirinya menjadi sebuah skandal yang mengejutkan, yang harus segera dibongkar dan jenderal tersebut ditangkap dan diseret ke pengadilan," kata, Kamis (15/6).

Neta menilai, pengakuan Novel tersebut sekaligus menjadi babak baru dalam kasus teror penyiraman air keras terhadap penyidik KPK. Bagaimana tidak, pengakuan tersebut menurutnya mendorong agar kasus tersebut segera dituntaskan, agar tudingan Novel ini tidak menjadi spekulasi dan bola liar.

Menurutnya, sepintas publik bisa membenarkan pengakuan Novel tersebut. Menurutnya, ada dua indikasi yang bisa membuat publik mempercayai tudingan Novel. Pertama, selama ini publik tahu persis oknum polisi tertentu dan Novel bermusuhan.

Kedua, publik melihat bahwa selama ini Polda Metro Jaya tak kunjung mampu mengungkap kasus penyiraman air keras terhadap novel.

"Dari kedua kasus ini seolah bisa menjadi pembenaran terhadap tudingan novel," tambah Novel.

Seperti diketahui, penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan buka suara mengenai kasus penyiraman air keras terhadap dirinya. Dalam sebuah wawancara kepada Time, Novel mengatakan bahwa serangan itu terkait sejumlah kasus korupsi yang ditanganinya.

Novel kemudian berharap polisi bisa segera menemukan pelakunya. Namun, sekitar dua bulan sejak peristiwa itu terjadi, polisi hingga kini belum menemukan pelakunya. Novel pun menduga ada "orang kuat" yang menjadi dalang serangan itu.

Bahkan, dia mendapat informasi bahwa seorang jenderal polisi ikut terlibat. "Saya memang mendapat informasi bahwa seorang jenderal polisi terlibat," kata Novel kepada Time.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement