REPUBLIKA.CO.ID, El Helicoide atau Helix adalah salah satu bangunan peninggalan terpenting dari pergerakan modernis di Venezuela. Dalam rencana pembangunannya, Helix seharusnya menjadi pusat perbelanjaan pertama di dunia yang memberikan layanan drive thru untuk pelanggan yang berbelanja di sana.
Helix memiliki bentuk bangunan yang unik yang dibangun di atas sebuah perbukitan kecil di tengah pemukiman kumuh San Augustin. Sang arsitek Richard Buckminster Fuller merancang Helix menjadi bangunan yang dibentuk dari jalur spiral sepanjang 2,5 mil. Dari jalur spiral tersebut, bangunan dibuat menanjak hingga mencapai bagian puncak yang berbentuk kubah.
Pada bangunan ini terdapat lebih dari 300 ruangan yang diperuntukkan bagi lebih dari 300 toko. Rencananya, di dalam bangunan ini juga tersedia sebuah hotel bintang lima, bioskop tujuh layar, ruang pertunjukan, sebuah tempat fitness, kolam renang, area bowling dan masih banyak lagi.
Pada akhir 1950-an, proyek ini disusun oleh sejumlah tim arsitek yaitu Pedro Neuberger, Dirk Bornhorst dan Jorge Romero Gutierrez yang dipersembahkan untuk seorang dictator dan Presiden Venezuela Marcos Peres Jimenez. Proyek ini mendapatkan sambutan yang meriah ketika dipertontonkan di Museum Seni Modern di New York.
Saat proyek ini sudah hampir selesai pengerjaannya, masa kepresidenan Marcos Perez Jimenez tiba-tiba harus berakhir dan pendanaan pun dihentikan. Pemerintahan yang baru tidak menunjukkan ketertarikannya terhadap bangunan megah tersebut karena kaitannya dengan penguasa yang lama sehingga proyek pun dihentikan satu tahun lebih cepat dari jadwal.
Tidak butuh waktu lama, Helix pun seketika berubah menjadi tempat perdagangan obat-obatan terlarang dan seks hanya dalam tiga tahun. Kemudian, pada 1982 bangunan tersebut disterilkan dan rencananya akan dijadikan Museum Sejarah dan Antropolgi. Lagi-lagi, rencana tersebut tidak pernah terwujud.
Hingga pada akhirnya, bangunan diambil alih oleh polisi intelijen Venezuela dan mengubahnya menjadi kantor pusat kepolisian intelijen. Ratusan ruangan yang awalnya akan digunakan untuk menampilkan dan menjual berbagai macam produk akhirnya berubah menjadi sel tahanan, ruang interograsi, hingga ruang penyiksaan.
Helix kini menjadi tempat penampungan narapidana. Satu-satunya peninggalan yang tersisa dari bangunan tersebut adalah cerita menakutkan tentang pelanggaran hak asasi manusia, dilansir dari Amusing Planet.