Senin 19 Jun 2017 20:10 WIB

LIPI: Indonesia Harus Dorong Rekonsiliasi Qatar

Warga Qatar menikmati berjalan-jalan di pinggir laut di Doha.
Foto: AP Photo/Kamran Jebreili
Warga Qatar menikmati berjalan-jalan di pinggir laut di Doha.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Politik LIPI Nostalgiawan Wahyudhi mengatakan Indonesia harus mendorong rekonsiliasi Qatar dengan Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, Mesir, dan negara lainnya.

"Pemerintah harus mengambil kebijakan yang tidak berpihak salah satu kubu serta mendorong upaya untuk merajut kembali kawat diplomatik yang terputus antara negara tersebut," kata Nostalgiawan di Jakarta, Senin (19/6).

Menurut dia, Indonesia tidak perlu memihak pada salah satu kubu karena hal itu akan menyeret Indonesia dalam konflik yang berkepanjangan dan penuh intrik. Dia mengatakan pemerintah Indonesia dapat menawarkan diri sebagai fasilitator perdamaian. "Bukan mediator," ujar dia.

Indonesia dirasa belum memiliki tekanan diplomasi yang kuat terhadap negara-negara yang bersitegang sehingga peran sebagai mediator kurang efektif. Apalagi, diplomasi dengan negara di kawasan Timur Tengah sudah lama kurang terjalin setelah era Sukarno, barulah pada rezim Jokowi Indonesia mulai serius mengarahkan politik luar negerinya ke Timur Tengah.

"Indonesia sebagai negara dengan jumlah muslim terbesar didunia berpotensi sebagai fasilitator yang menyediakan tempat dialog perdamaian antara Qatar dan negara-negara yang bersitegang," kata Nostalgiawan.

Selain itu, Indonesia menggalang kekuatan prorekonsiliasi terhadap kekuatan yang berkepentingan dengan Timur Tengah seperti Cina, Rusia, Amerika, Jepang Iran dan Turki. Negara seperti Amerika, Rusia dan Cina atau organisasi internasional PBB memiliki potensi kuat menjadi mediator yang efektif dalam ketegangan diplomatik tersebut.

"Diharapkan negara-negara tersebut lebih netral dalam menyikapi ketegangan politik di Timur Tengah," kata dia.

Empat negara di Timur Tengah, memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, yaitu Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Mesir. Langkah ini diikuti oleh Yaman, Libya, dan Maladewa.

Pemutusan hubungan diplomatik itu disebabkan hubungan Qatar dengan Iran dan dugaan dukungan kedua negara itu terhadap kelompok teroris yang dianggap bertujuan mengacaukan wilayah Teluk.

Arab Saudi menuduh Qatar mendukung kelompok teroris yang didukung Iran, seperti kelompok Ikhwanul Muslimin, Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), serta Al-Qaeda.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement