REPUBLIKA.CO.ID, IWASHINGTON -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) telah melakukan penelitian tentang penggunaan senjata api berkaitan dengan jumlah kematian anak-anak di negara tersebut. Periset NDC menemukan fakta bahwa sekitar 1.300 anak-anak di Amerika Serikat (AS), terutama yang berusia di bawah 17 tahun, meninggal akibat cedera senjata api setiap tahunnya.
Dalam penelitian yang diterbitkan di Pediatrics itu, NDC mengetahui bahwa anak laki-laki menyumbang 82 persen dari semua kematian anak-anak akibat senjata api. Hal ini karena anak-anak berkulit hitam disebut 10 kali lebih mungkin tewas oleh sebuah senjata.
"Lebih dari setengah kematian ini adalah kasus pembunuhan dan 38 persen lainnya adalah bunuh diri. Sedangkan enam persen kematian terkait senjata api adalah korban kecelakaan senjata secara tak sengaja," kata laporan penelitian CDC seperti dilaporkan laman BBC, Selasa (20/6).
Peneliti CDC Katherine Fowler mengatakan, cedera senjata api adalah penyebab utama kematian di antara anak-anak AS dengan rentang usia satu hingga 17 tahun. "Dan ini berkontribusi secara substansial setiap tahunnya terhadap kematian dini, penyakit, dan kecacatan anak-anak," ungkapnya.
Periset CDC memeriksa data nasional yang mereka sebut sebagai pemeriksaan paling komprehensif atas kematian dan cedera anak-anak AS akibat senjata api hingga saat ini. Studi tersebut menemukan adanya peningkatan sekitar 60 persen pada kasus bunuh diri menggunakan senjata api sepanjang 2007 hingga 2015.
"Bunuh diri kemungkinan besar terjadi ketika anak-anak menghadapi keadaan stres atau masalah hubungan dengan pasangan atau anggota keluarga," kata laporan studi CDC.
Dalam penelitiannya, CDC juga berhasil memetakan tingkat kematian tertinggi di negara-negara bagian AS. Analisis CDC menemukan bahwa District of Columbia dan Lousiana memiliki tingkat kematian anak-anak paling tinggi akibat senjata api. Delaware, Hawaii, Maine, dan New Hampshire memiliki 20 atau lebih sedikit korban terkait senjata anak.
CDC juga menemukan fakta lainnya terkait hal ini. Terdapat sekitar 5.800 anak-anak AS setiap tahunnya yang mengalami cedera atau luka akibat senjata api.