REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, telah berbicara langsung dengan Raja Arab Saudi Salman Abdulaziz al-Saud untuk mengakhiri ketegangan dengan Qatar. Percakapan itu dilakukan melalui sambungan telepon pada Rabu (21/6) malam.
"Kesepakatan telah dicapai dalam upaya untuk mengakhiri ketegangan di wilayah, terkait dengan Qatar", kata kantor pemerintahan Turki dalam sebuah pernyataan, dikutip Aljazirah.
Turki telah menawarkan dukungan kuat kepada Qatar setelah Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Mesir dan beberapa negara lainnya mengambil tindakan untuk mengisolasi Qatar. Mereka menuduh Doha telah mendanai terorisme dan menimbulkan ketidakstabilan regional.
Pada 7 Juni lalu, parlemen Turki meloloskan undang-undang yang mengizinkan pengiriman pasukan tambahan ke pangkalan militer di Qatar. Undang-undang itu dikeluarkan dua hari setelah negara-negara Teluk memutuskan hubungan dengan Doha dalam krisis diplomatik terburuk di kawasan tersebut selama bertahun-tahun.
"Ini menunjukkan, Turki melihat hubungan pertahanannya dengan Qatar sebagai pilar yang sangat diperlukan di kawasan ini," kata Kasapoglu, seorang analis pertahanan dari EDAM Turki.
"Ini juga menunjukkan bahwa Ankara tidak akan secara drastis mengubah visi jangka panjangnya untuk fluktuasi regional," tambah dia.
Turki memiliki pangkalan militer Tariq bin Ziyad di Qatar, yang saat ini telah menampung sekitar 90 tentara. Pasukan Turki telah melakukan latihan militer pertama mereka di pangkalan militer tersebut pada awal bulan ini.
Dalam sambungan telepon itu, Erdogan juga mengucapkan selamat kepada Mohammed bin Salman atas pengangkatannya sebagai putra mahkota. Erdogan dan Raja Salman juga sepakat untuk mengadakan pembicaraan tatap muka pada pertemuan G20 di Hamburg bulan depan.