Selasa 27 Jun 2017 16:13 WIB

Ratusan Pengemudi Demo di Kantor Grab

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andi Nur Aminah
 Pengemudi GrabBike se-Jabodetabek menggelar aksi unjuk rasa
Foto: Republika/Prayogi
Pengemudi GrabBike se-Jabodetabek menggelar aksi unjuk rasa

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ratusan pengemudi ojek daring Grab melakukan aksi penyampaian aspirasi pengemudi online Grab di Kantor Grab Lantai GF Plasa Maspion Jalan Gunung Sahari Raya, Jakarta Utara, Selasa (27/6) pagi. Ratusan pengemudi Grab tersebut menyampaikan dua tuntutan yang ditujukan kepada manajemen ojek daring tersebut.

"Pertama, kami ingin agar Grab kembalikan atau aktifkan akun kami yang ditutup oleh pihak Grab," ungkap Naradim alias Aris salah satu pengemudi Grab yang ikut dalam aksi unjuk rasa, Selasa (27/6). Tuntutan kedua, mereka juga meminta agar perusahaan membayar insentif mereka yang belum dibayar.

Pengemudi Grab lainnya, Wahyu Subrata mengungkapkan, pada Senin (26/6) kemarin dia dan beberapa pengemudi sudah mendatangi kantor Grab. Namun, adu mulut justru terjadi antara dirinya dengan petugas keamanan kantor. "Kemarin datang tidak diterima terjadi klas antar driver dan pihak security, tolong scurity Grab jangan arogan," tuturnya.

Ia pun meminta agar pihak manajemen grab membuka suspend dan tidak menghanguskan top-up melalui dua akun. "Bonus lebaran selama lima hari ada bolong jangan dihanguskan," ucapnya.

Padahal, kata Bibi Lestari, salah satu pengemudi Grab wanita, mereka sempat diiming-imingi bonus lebaran. "Kami tuh diiming-imingi bonus besar di hari raya, tiba-tiba di-suspend. Yang jelas kami ingin uang yang di top up minta dikeluarkan," tegasnya.

Sementara itu perwakilan dari manajemen Grab, Angga mengatakan, semua aspirasi sudah diterima pihak manajemen. "Namun kami belum bisa mengambil keputusan karena hari ini hari libur dan tanggal 3 Juli 2017 kantor baru masuk dan kami minta waktu sampai tanggal 10 Juli 2017 untuk melakukan pengecekan apabila memang ada pelanggaran atau suspend tidak akan dibayarkan namun apabila tidak ada pelanggaran akan kami bayarkan," terangnya.

Ia pun menegaskan untuk suspend sementara tidak hangus, yang hangus adalah mereka yang mendapatkan suspend permanen. "Dan itu dilakukan karena driver melakukan order fiktif. Untuk masalah insentif sebelum di-suspend akan dicek melalui data. Kami akan melihat data kenapa atau alasan di-suspend," terangnya.

Sementara itu Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Dwiyono yang datang sebagai mediator mengimbau agar penyampaian aspirasi tidak dilakukan saat hari libur. Bila para pengemudi Grab bersikeras melakukan aksi penyampaian aspirasi di hari libur maka dirinya akan mengambil tindakan tegas.

"Saya berusaha memfasilitasi untuk penyampaian aspirasi rekan rekan namun hari ini adalah hari besar umat Islam, silahkan apabila ada aspirasi yang akan disampaikan silahkan untuk duduk bersama mencari solusinya, apa yang kalian lakukan saat ini adalah melanggar kami dapat mengambil tindakan tegas, silahkan perwakilan menyampaikan hasil pertemuan apapun hasilnya agar ditaati," tegasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement