REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Angkatan Laut Filipina dan Amerika Serikat mengadakan patroli bersama pada Sabtu (1/7) di perairan berbahaya Filipina selatan, di tengah peningkatan perhatian antarbangsa terhadap pegaris keras dan pembajakan di wilayah tersebut.
Kapal tempur Angkatan Laut AS USS Coronado bergabung dengan Frigat Angkatan Laut Filipina, BRP Alcaraz, dalam berpatroli di laut Sulu, tempat sejumlah serangan bajak laut terhadap kapal niaga terjadi sejak 2015.
"Gerakan laut kami dengan Angkatan Laut Filipina menunjukkan tekad kami pada persekutuan itu dan mencegah pembajakan serta Kegiatan gelap," kata Laksamana Muda AS Don Gabrielson dalam pernyataan kedutaan besar AS di Manila.
Beberapa negara takut akan pejuang pendukung ISIS melintasi perbatasan laut antara Malaysia dan Indonesia untuk bergabung dengan pemberontak Moro, yang merebut Kota Marawi di Filipina selatan lima pekan lalu.
Sekitar 300 petempur, 82 petugas keamanan dan 44 warga tewas dalam pertempuran tersebut. Patroli laut itu diadakan atas undangan pemerintah Filipina, kata kedutaan AS.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte tidak mengizinkan ronda laut bersama dengan Amerika Serikat di wilayah sengketa Laut Cina Selatan untuk menghindari kerusakan hubungannya dengan Cina. Tapi, ia menyambut kerja sama di selatan karena peningkatan kegiatan pegaris keras.
Pada dua pekan lalu, Indonesia, Malaysia dan Filipina mengadakan ronda laut bersama di perairan selatan tersebut.