REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat hubungan internasional Universitas Padjajaran Teuku Rezasyah tidak menyarankan militer Indonesia dikirim untuk bertempur dengan kelompok teror Maute di Marawi, Filipina. Menurut Teuku, cukup patroli di wilayah masing-masing. Lagipula, tugas TNI, kata dia, adalah melindungi Tanah Air, wilayah, rakyat Indonesia.
"Walaupun secara teknis bisa, tapi tidak merekomendasikan. Terlalu kompleks urusannya," kata Teuku kepada Republika.co.id, Selasa (4/6).
Teuku menilai kalaupun kekuatan militer Indonesia dianggap lebih dari Filipina, tetapi tidak harus menjadi alasan masuk ke sana. Sejauh ini juga belum ada surat perintah dari Panglima TNI. "Baru sebatas ide. Tidak untuk perang. Kita tidak pernah mengirim TNI mengamankan negara lain dari masalah domestik mereka," kata dia.
Menurut Teuku, yang terpenting patroli maritim bersama di wilayah masing-masing antara Indonesia dan Filipina. Apabila ada surat perintah dari Panglima pun, harus dilihat terlebih dulu, jangan salah menafsirkan. Menurutnya pengiriman pasukan juga berisiko besar sekaligus berpotensi dibahas alot di DPR.
Apabila bertujuan membantu, dia menegaskan, tugas militer tidak pernah terlibat oleh komando untuk wilayah lain. "Tidak, sifatnya tidak untuk itu," katanya.