Rabu 05 Jul 2017 11:05 WIB

Warga Lengserkan Baliho 'Red Army' di Malang

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Agus Yulianto
Baliho bertuliskan 'Red Army'  dengan memunculkan tokoh mantan wali kota Malang Peni Suparto.
Foto: Wilda Fizriyani/ Republika
Baliho bertuliskan 'Red Army' dengan memunculkan tokoh mantan wali kota Malang Peni Suparto.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG – Sepekan pasca-Lebaran, publik Malang dihebohkan dengan baliho yang terpampang di jalan. Baliho bertuliskan 'Red Army'  dengan memunculkan tokoh mantan wali kota Malang Peni Suparto ini, secara sekilas ditunjukkan untuk mengucapkan Hari Raya Idul Fitri kepada masyarakat Kota Malang, Jawa Timur.

Setelah memunculkan kehebohan di masyarakat, baliho yang dianggap bersinggungan dengan komunis itu pun telah diturunkan pada Selasa (4/7). Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemerintahan Kota Malang, Priyadi mengatakan, pencopotan baliho itu sendiri dilakukan berdasarkan laporan masyarakat.

“Itu tidak ada izin, maka kita tindaklanjuti. Dan kebetulan itu pas dengan razia banner yang kami lakukan,” ujar Priyadi, Rabu (5/7).

Menurut Piryadi, penurunan baliho tersebut telah didukung oleh aparat hukum lainnya seperti Polresta Kota Malang. Bahkan, sejumlah pihak telah menghubungi Peni untuk menurunkan baliho tersebut. Karena desakan yang besar dari masyarakat, Priyadi mengaku, harus segera menurunkan baliho tersebut pada Selasa (4/7).

“Baliho 'Red Army' yang tidak berizin ini langsung diturunkan,” tambah dia.

Sebagai informasi, baliho ini dianggap heboh karena memunculkan tulisan 'Red Army'. Masyarakat mengaitkan kata tersebut dengan isu komunis. Terlebih lagi 'Red Army' sangat identik dengan tentara yang dimiliki Uni Soviet dan Cina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement