REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) menemukan fakta hampir 100 persen pelaku pelemparan batu ke KRL adalah anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Fenomena anak-anak yang menjadi pelaku utama vandalisme adalah hal yang sangat memprihatinkan.
Setidaknya pada 2016, ada 60 SD yang didatangi oleh PT KCJ. Tujuannya mencari tahu pelaku pelemparan batu ke KRL, juga sekaligus memberikan edukasi kepada mereka. "Kasus vandalisme ini, pelakunya adalah anak-anak, seperti penimpukan ke KRL," ujar VP Corporate PT KCJ, Eva Khairunnisa, saat ditemui dalam peluncuran tokoh 'Karel' di Hotel Borobudur, Rabu (5/7).
PT KCJ memang harus serius mengatasi vandalisme ini. Telah banyak penumpang yang dirugikan secara fisik dan materi akibat menjadi korban pelemparan batu. Bukan hanya luka-luka, sejumlah korban pelemparan batu bahkan mengalami cacat permanen, seperti kebutaan.
"Nah, anak-anak ini harus kita edukasi, agar mereka lebih cinta dengan KRL. Motif mereka melempar batu ke KRL itu rata-rata adalah karena iseng, dan keisengan ini membahayakan jiwa orang. Tapi, sekarang ini sudah berkurang sekali ya pelaku-pelaku pelemparan batu itu," jelas Eva.
Terkait edukasi terhadap anak-anak, Eva menuturkan, bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menghadirkan tayangan bagi anak-anak agar mereka bisa mencintai KRL. Dikatakannya, jarang anak-anak yang bercita-cita menjadi masinis. Mereka kebanyakan memilih ingin menjadi pilot atau dokter.
"Program edukasi sudah kita lakukan dengan mengajak anak-anak SD maupun TK dengan mengenalkan KRL. Yang menarik, kita ingin anak-anak kita itu bisa memiliki cita-cita sebagai masinis, jadi sejak dini bisa mengetahui sehingga bisa ikut menjaga kebersihan, keamanan dan kenyamanan KRL," papar Eva.
Sepanjang 2017, PT KCJ juga kembali mendatangi 34 SD yang memang berada di sekitar rel kereta api untuk memberikan edukasi. Rencananya, mendatangi SD dan memperkenalkan tokoh 'Karel' dan 'Lima' kepada anak-anak, juga akan diikutsertakan dalam pemberian edukasi ke SD-SD tersebut.
rahma sulistya