Selasa 11 Jul 2017 10:40 WIB

Qatar Minta Kompensasi Moneter untuk Embargo Arab

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Agus Yulianto
Menteri Luar Negeri Qatar Syeikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani
Foto: REUTERS/Naseem Zeitoon
Menteri Luar Negeri Qatar Syeikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Qatar berencana untuk membantu warga negara dan perusahaan mendapatkan kompensasi atas kerugian akibat 'blokade' oleh negara tetangga. Bahkan, Qatar telah membuat sebuah komite khusus untuk memperjuangkan kompensasi tersebut.

Negara Teluk kecil ini pada Ahad (9/7) mengumumkan pembentukan sebuah komite khusus yang menjadi tempat para individu dan perusahaan mengajukan klaim atas kerugian. Menurut Kementerian Kehakiman Qatar, komite tersebut akan membantu secara hukum pengajuan tuntutan tersebut.

"Kami yakin bahwa pengacara Qatar dapat membela warga Qatar melalui prosedur hukum yang tepat," ujar kementerian itu melalui akun Twitter.

Dilansir dari CNN, ribuan individu dan beberapa perusahaan telah menerima kerugian besar sejak Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dan mematikan semua transportasi dengan Qatar. Empat negara tersebut menuduh Qatar mendestabilisasi Timur Tengah dengan mendanai terorisme di wilayah tersebut. Meski klaim ini segera dibantah pemerintah Qatar.

Negara-negara tersebut berusaha mengambil konsesi dari Qatar sebagai imbalan atas pemulihan hubungan diplomatik dan ekonomi. Tuntutan tersebut mencakup penutupan jaringan media Al Jazeera yang didanai pemerintah, mengurangi hubungan diplomatik dengan Iran dan menghentikan pembangunan sebuah pangkalan militer Turki di Qatar.

Pekan lalu, keempat negara tersebut megatakan bahwa mereka akan terus melakukan boikot setelah tenggat waktu agar Qatar mematuhi tuntutan mereka. Menteri Luar Negeri Qatar mengatakan, negaranya tidak akan mematuhi tuntutan apapun yang dianggap melanggar hukum internasional.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson kemarin (10/7) tiba di Kuwait untuk membantu menengahi perselisihan yang terjadi. Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson juga melakukan perjalanan ke wilayah tersebut pekan lalu dan bertemu dengan pejabat senior dari Arab Saudi, Kuwait dan Qatar,

Sementara itu, Qatar telah mengambil beberapa langkah untuk menjaga perekonomian negaranya yang bahkan diklaim Menteri Keuangan Qatar negaranya cukup kuat untuk bangkit kembali. Negara ini berencana meningkatkan produksi gas alam yang merupakan salah satu pilar ekonominya sebesar 20 persen.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement