REPUBLIKA.CO.ID, DELHI - India menolak tawaran Cina untuk menengahi dan membantu menyelesaikan masalah Kashmir. Menurut pemerintah India, pembicaraan hanya akan dilakukan dengan pemerintah Pakistan tanpa adanya intervensi dari negara lain.
"Kami siap membicarakan masalah Kashmir dengan Pakistan, tapi tidak ada mediasi pihak ketiga," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Gopal Baglay, dikutip Aljazirah.
"Sikap kami benar-benar jelas, Anda sadar bahwa inti permasalahannya adalah terorisme lintas batas yang berasal dari negara tertentu yang mengancam perdamaian dan stabilitas di negara, wilayah, dan dunia," kata dia.
Cina mengatakan bersedia memainkan peran konstruktif dalam memperbaiki hubungan antara India dan Pakistan. Hal ini ditawarkan setelah meningkatnya ketegangan di sepanjang lembah Kashmir yang disengketakan di perbatasan kedua negara.
Baku Tembak Perbatasan Kashmir-Pakistan Tewaskan 7 Orang
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Geng Shuang mengatakan India dan Pakistan adalah negara-negara Asia Selatan yang cukup penting. Saat ini situasi di Kashmir telah menarik perhatian masyarakat internasional.
Sementara itu, Kantor Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan pemerintah negara tersebut akan menyelesaikan semua masalah melalui dialog. "Sekjen PBB, presiden AS, presiden Cina, dan pihak lainnya telah menawarkan untuk berperan dalam menyelesaikan masalah Kashmir," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan, Nafees Zakaria.
Kashmir, sebuah wilayah di Himalaya yang berpenduduk mayoritas Muslim, dikelola oleh India dan Pakistan di beberapa bagian dan diklaim oleh keduanya secara penuh. Pakistan dan India telah bertempur dalam tiga perang sejak mendapatkan kemerdekaan dari pemerintahan Inggris pada 1947. Dua dari perang tersebut berakhir di Kashmir.
Kelompok perlawanan Kashmir telah berperang melawan pemerintah India untuk mendapatkan kemerdekaan dan bersatu dengan Pakistan. Lebih dari 70 ribu orang dilaporkan terbunuh dalam konflik tersebut sejak 1989. India mempertahankan lebih dari setengah juta tentara di wilayah yang disengketakan tersebut.