REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Khofifah Indar Parawansa mengatakan, masih menunggu waktu terkait dengan isu maju dalam Pilkada Jawa Timur 2018. Dirinya, saat ini, tetap akan memaksimalkan tugasnya sebagai Menteri Sosial.
"Saya akan memaksimalkan tugas saya di Kemensos. Kalau, misalnya, Allah memberikan arah yang lain pada proses pelayanan dan pengabdian yang saya lakukan, ya nanti kita tunggu waktu," katanya di Jakarta, Ahad (16/7).
Khofifah juga mengaku berkomunikasi dengan berbagai partai politik baik dengan Ketua Parpol Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dari Hanura maupun PDI Perjuangan.
Nama Khofifah Indar Parawansa muncul dalam bursa calon gubernur-wakil gubernur pada Pilkada Jatim 2018. Sejumlah partai politik juga melirik Ketua Umum Muslimat NU tersebut.
Parpol yang menyatakan ketertarikannya untuk mengusung Menteri Sosial itu dalam Pilkada Jatim 2018 yaitu Partai Golkar, Nasdem dan Partai Amanat Nasional (PAN). Sementara para kiai sepuh NU telah sepakat mendukung Saifullah Yusuf yang dijagokan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai calon gubernur.
Sebelumnya Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar meminta, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa untuk tidak maju dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2018. Untuk itu, menurut Muhaimin saat halalbihalal di Jakarta, Sabtu, dirinya juga sudah menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo agar tidak mengizinkan Khofifah untuk berlaga dalam pilkada di Jatim pada tahun depan.
"Saya sudah sampaikan kepada Presiden bahwa ini satu-satunya provinsi yang NU-nya sangat kuat hanya Jawa Timur. Kalau bisa Bu Khofifah tidak usah diizinkanlah, jadi menteri saja," ucapnya.