REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Komite PBB untuk Hak-hak Rakyat Palestina akan menggelar sebuah konferensi internasional pada Kamis (20/7). Konferensi tersebut diselenggarakan untuk membahas mengenai eskalasi ketegangan di Yerusalem Timur yang diduduki Israel.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Selasa (18/7), OKI mengkonfirmasi bahwa sebuah konferensi internasional untuk membahas situasi terkini di Yerusalem akan digelar pada Kamis di Baku, Azerbaijan. Konferensi ini akan dihadiri kalangan politisi, pemikir serta ahli Palestina internasional.
"Konferensi akan berfokus pada Yerusalem Timur yang saat ini berada di bawah pendudukan, perluasan permukiman, dan pergeseran demografis. Termasuk menjadi sasaran serangan Israel yang disaksikan dalam eskalasi kekerasan terkakhir di Masjid Al Aqsa," kata OKI dalam pernyataannya, seperti dikutip laman Middle East Monitor.
Pada Jumat pekan lalu, tiga warga Palestina tewas ditembak oleh personel kepolsian Israel di kompleks Masjid Al Aqsa. Sebelumnya, ketiganya terlebih dulu menyerang aparat keamanan Israel yang tengah berjaga di dekat masjid tersebut. Dua polisi Israel tewas akibat serangan itu.
Pascainsiden, Israel segera menutup Masjid Al Aqsa. Ibadah shalat Jumat hari itu juga ditiadakan secara sepihak oleh Israel. Hal ini menyebabkan Muslim harus menunaikan shalat Jumat di luar kompleks Al Aqsa.
Israel menutup Masjid Al Aqsa hingga Ahad (16/8). Pada Ahad, aparat keamanan Israel menempatkan detektor logam bagi jamaah Muslim yang hendak masuk ke masjid tersebut. Pemasangan detektor itu memicu bentrokan antara warga Palestina dengan polisi Israel pada Senin (17/7) malam waktu setempat. Sekitar 54 warga Palestina terluka dalam bentrokan tersebut.