REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur Ibu Kota Jakarta terpilih Anies Baswedan menemui Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X di Keraton Kilen, Selasa (18/7) malam. Ia meminta restu sebelum resmi dilantik sebagai gubernur.
Pertemuan Anies dan Sultan di Keraton Kilen yang merupakan kediaman Sultan itu berlangsung secara tertutup, mulai pukul 20.30 WIB hingga Rabu, pukul 00.10 WIB. "Saya tumbuh besar di Yogyakarta dan saya akan mendapatkan tugas di Jakarta, sehingga tentu mohon doa restunya," kata Anies seusai bertemu Sultan.
Anies mengatakan, selain meminta restu, pertemuan dengan Sultan yang berlangsung selama tiga jam lebih itu juga mendiskusikan mengenai tata kelola pemerintahan yang selama ini Sultan lakukan. Anies berharap dapat menerapkannya saat memimpin Jakarta.
"Mendiskusikan banyak hal yang mungkin bisa menjadi bahan pelajaran. Beliau sudah menjadi gubernur lebih dari 15 tahun sehingga pengalamannya luar biasa," kata Anies yang datang tanpa pengawalan polisi itu.
Selain tata kelola pemerintahan, menurut Anies, Sultan juga mengulas konsep partisipasi warga, termasuk dalam penataan bantaran sungai di Yogyakarta. Ia mengaku ingin menerapkan konsep itu di Jakarta karena mampu menghindari penggusuran dalam proses penataan bantaran sungai.
"Ada beberapa aspek partisipasi warga di Yogyakarta yang kita ingin bangun di Jakarta," kata Anies.
Menurut Anies, Yogyakarta dan DKI Jakarta memiliki sejumlah kesamaan, di antaranya dari aspek keragaman warganya yang berasal dari berbagai daerah. Di Yogyakarta, kata Anies, keragaman warga itu dapat dikelola dengan baik sejak Hamengku Buwono IX.
Anies mengatakan, berdiskusi panjang lebar dengan Raja Keraton Ngayogyakarta itu sudah menjadi kebiasaanya sejak duduk di bangku SMA. "Bagi saya pribadi berdikusi dengan Sultan bukan barang baru. Saya ngobrol berdiskusi dengan beliau itu sejak SMA kelas 3," kata dia.