REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pejabat tinggi Arab Saudi, Rabu (19/7), membantah ada yang salah dengan cara putra mahkota pangeran Mohammed bin Nayef digantikan putra kesayangan raja, Mohammed bin Salman.
Reuters melaporkan pada Rabu sebelumnya ahli waris takhta, Mohammed bin Nayef, dipaksa mundur dalam kudeta efektif istana oleh Raja Salman bin Abdulaziz karena penilaian pangeran itu dipengaruhi kecanduannya terhadap obat penghilang rasa sakit.
Sumber dari kalangan pejabat tinggi mengatakan kabar itu betul-betul tidak berdasar dan tidak benar selain omong kosong belaka. "Yang digambarkan di sini adalah dongeng yang layak untuk Hollywood," kata pejabat tersebut dalam pernyataan kepada Reuters.
Pernyataan tersebut tidak mengacu pada dugaan penggunaan obat oleh Mohammed bin Nayef, seperti morfin untuk mengatasi rasa sakit setelah penyerang meledakkan diri di depannya di istananya pada 2009.
Pejabat Saudi mengatakan Mohammed bin Nayef diberhentikan dari jabatannya untuk kepentingan nasional dan tidak mengalami tekanan atau kehilangan rasa hormat. Pejabat tersebut menambahkan alasan penggantian Mohammed bin Nayef rahasia.
Sumber dengan pengetahuan tentang situasi tersebut melaporkan Mohammed bin Nayef berada dalam tahanan rumah setelah diberhentikan dari jabatannya, namun pejabat Saudi mengatakan Mohammed bin Nayef telah menerima tamu, termasuk raja dan putra mahkota yang baru.
Meskipun ada saran dari sumber Raja Salman mungkin mundur dari jabatannya untuk memberikan jalan bagi Mohammed bin Salman, pejabat Saudi tersebut mengatakan raja dalam kesehatan prima.