REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musyawarah Kerja Nasional II Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memutuskan mencalonkan Presiden Joko Widodo pada Pemilu Presiden 2019.
"Selama tiga hari (Mukernas) kami menangkap, bahwa selama 33 bulan pemerintahan Jokowi-JK, kader PPP merasa 'Jokowi adalah Kita', 'Kami PPP, Kami Jokowi'. Karena itu izinkan saya menyampaikan bahwa secara resmi PPP kembali mencalonkan bapak Joko Widodo sebagai Calon Presiden 2019," ujar Ketua Umum PPP Romahurmuziy dalam penutupan Mukernas II PPP, yang dihadiri Presiden RI Joko Widodo, di Ancol, Jakarta, Jumat (21/7).
Romi, sapaan akrab Romahurmuziy mengakui dalam Mukernas II PPP yang dihadiri pimpinan wilayah PPP dari seluruh provinsi di Indonesia memang muncul berbagai pandangan terkait Pilpres 2019. Namun satu hal yang pasti, kata dia, para pimpinan wilayah PPP dari seluruh provinsi di Indonesia menyampaikan pandangan positif terhadap pemerintahan Joko Widodo.
Pemerintahan Jokowi dinilai memberikan bukti nyata pembangunan infrastruktur nasional, pemberantasan ilegal fishing, pemberantasan kartel impor, pengentasan kemiskinan terpadu dengan berbagai kartu sakti, dan sejumlah kinerja nyata lainnya.
Di sisi lain berdasarkan berbagai hasil survei, kepercayaan dan kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Jokowi menunjukkan angka yang tinggi. "Maka kami menyimpulkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap Presiden sangat kuat," ujar Romi.
Hal itu kemudian yang mendasari PPP, melalui Mukernas II yang dihadiri seluruh pimpinan wilayah, memutuskan kembali mencalonkan Jokowi 2019.