Sabtu 22 Jul 2017 11:28 WIB

Winnie the Pooh Hilang dari Medsos Cina

Rep: Dwina Agustin/ Red: Bilal Ramadhan
Winnie the Pooh (ilustrasi)
Foto: Google
Winnie the Pooh (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Winnie the Pooh merupakan karakter animasi yang digandrungi anak-anak. Namun Cina sepertinya tidak menyukai karakter beruang berwarna kuning itu.

Cina memutuskan untum memblokir semua sebutan karakter fiksi populer tersebut di situs media sosial. Padahal hampir seluruh negara menganggap makhluk tersebut sangat ramah, penyayang, dan sama sekali tidak berbahaya.

Menurut BBC News, pemerintah Cina memblokir penggunaan karakter ikonik itu untuk mengurangi perbandingan apapun dengan presiden Cina Xi Jinping sejak awal. Pengguna aplikasi pesan populer WeChat dan di situs media sosial lainnya menemukan ini selama akhir pekan.

Ternyata baru disadari jika gambar gif dari Pooh dan teman-temannya telah dihapus pada pekan lalu. Pengguna layanan Twitter seperti Weibo juga menemukan sementara nama Pooh masih bisa ditelusuri, namun untuk gambar tidak lagi muncul.

Jelas tidak semua Winnie the Pooh di dunia maya berhubungan dengan Presiden Xi. Tapi beberapa warganet telah menggunakannya untuk membuat referensi kepada presiden. Hasil pantauan BBC menunjukkan beberapa contoh dari beberapa tahun terakhir ini.

Dalam satu waktu, Xi dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dibandingkan dengan Pooh dan Eeyore setelah berjabat tangan di tahun 2014. Di tempat lain, Presiden Barack Obama dibandingkan dengan Tigger yang berjalan di samping Pooh.

Pemerintah mencoba untuk menghentikan ejekan pemimpinnya dan juga berusaha menghentikan Pooh untuk menjadi simbol untuk sesuatu yang melampaui karakter anak-anak yang gemuk dan ikonik. Hal ini dilakukan dengan menghalangi orang Cina menggunakan nama Pooh dan fotonya.

Di samping peritiwa tersebut, kejadian serupan pun pernah terjadi di Cina. Mantan Presiden Jiang Zemin, misalnya, cenderung disandingkan dengan gambar kodok.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement