Ahad 23 Jul 2017 19:38 WIB

Survei: Dua dari Tiga Siswa Bosan Belajar

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Qommarria Rostanti
Anak yang kesulitan belajar matematika mungkin disebabkan faktor sang ibu yang rendah kadar tiroksinnya saat mengandung.
Foto: flickr
Anak yang kesulitan belajar matematika mungkin disebabkan faktor sang ibu yang rendah kadar tiroksinnya saat mengandung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan survei yang dilakukan Indiana University, dua dari tiga siswa merasa bosan dalam kegiatan belajar mereka. Kegiatan belajar yang berat berimbas pada cara anak mengatasi kebosanan serta keletihan mereka.

Beban dan waktu yang berlebihan untuk belajar dapat membuat anak-anak menjadi jenuh dan letih. Hal itu dinilai dapat berakibat kontraproduktif terhadap diri anak-anak.

Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak dari Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Reza Indragiri Amriel, menyarankan lebih baik orang tua dan guru memberikan nasihat tentang pemenuhan hak-hak anak lainnya ketimbang memberikan nasihat tentang belajar.

"Beban dan waktu sedemikian berat dipandang telah membuat anak-anak jenuh dan letih. Itu pada gilirannya memengaruhi kesiapan belajar dan kesehatan anak," ujar Reza kepada Republika.co.id, Ahad (23/7).

Anak, kata Reza, bisa menjadi berperilaku impulsif ataupun agresif, termasuk di dalamnya merundung, berkelahi, serta kenakalan-kenakalan lainnya. Menurut dia, anak perlu lebih banyak bermain kreatif, shalat lima waktu, minum susu, menabung agar bisa disedekahkan kepada anak yatim, menanam pohon, memelihara binatang, dan kegiatan lain yang bisa membuat dunia anak-anak lebih berwarna.

Reza menanggapi pesan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, pada Hari Anak Nasional yang jatuh hari ini. Jokowi berpesan agar anak-anak Indonesia harus belajar, belajar, belajar keras dan mereka tidak boleh melakukan perundungan.

"Semoga petuah Pak Jokowi agar anak-anak belajar, belajar, belajar tidak membuat orang tua kian terobsesi mendaftarkan anak mereka les. Keletihan akademis niscaya berakibat kontraproduktif bagi anak-anak dan nantinya bagi Indonesia," ujar Reza.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement