REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Sejumlah pihak mengeluhkan harga garam terus mengalami kenaikan yang tajam selepas hari raya Idul Fitri 1438 H. Hingga Senin (24/7), kenaikan harga garam di pasar tradisional sudah menembus 400 persen.
Keterangan yang dikumpulkan di sejumlah pedagang garam di Kota Bandar Lampung, harga garam terus naik hingga empat kali lipat dari harga sebelumnya. Garam kemasan 400 gram biasa dijual seharga Rp 1.000 saat ini sudah menyentuh harga Rp 4.000 per bungkus.
Tingginya harga garam membuat pengelola ikan asin di wilayah pesisir Teluk Lampung mengeluh. Selain pasokan garam berkurang karena harga mahal, pembeli ikan asin pun terus menyusut karena harga jual ikan asin juga berdampak menjadi naik di pasaran.
"Sejak harga garam mahal, harga ikan asin yang dijual di pasar ikutan naik. Jadi, pembeli ikan asin sekarang menurun," kata Yunus, pengelola ikan asin di TPI Lempasing, Bandar Lampung.
Pemerintah Kota Bandar Lampung menurunkan tim satuan tugas (Satgas) untuk mengetahui penyebab kenaikan harga garam di wilayah Kota Bandar Lampung. Tim juga akan melakukan inspeksi mendadak di gudang garam yang ada di dalam kota.
"Tim dari Ketahanan Pangan akan turun mengecek pasar dan gudang," kata Sekretaris Kota Bandar Lampung Badri Tamam.
Tim segera bertindak bila ada pengusaha garam atau pedagang yang sengaja mempermaikan harga dan stok garam di pasaran. Meski demikian, Badri berkeyakinan tidak ada penimbunan garam di gudang.