Senin 07 Oct 2019 14:25 WIB

Mobil Listrik Nggak Laku di India?

Sejak 2013, hanya 8.000 unit mobil listrik yang terjual di India.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Nora Azizah
Wuling E100 jadi salah satu produk andalan dalam pasar mobil  listrik
Foto: Republika/Erik Iskandarsjah Z
Wuling E100 jadi salah satu produk andalan dalam pasar mobil listrik

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Butuh waktu yang cukup panjang agar kehadiran mobil listrik dapat diterima. Mengingat, kehadiran mobil dengan sistem yang benar-benar baru itu masih terbelenggu oleh sejumlah hal seperti soal harga dan infrastruktur.

Hal ini pun membuat kehadiran mobil listrik di India kurang begitu dilirik. Dilansir dari Bloomberg pada Senin (7/10), masyarakat India sudah disuguhkan produk mobil listrik sejak 2013. Tapi, hingga saat ini, hanya ada 8 ribu unit electric vehicle (EV) yang terjual. Ini terbilang ironi mengingat India merupakan negara dengan total pengemudi berjumlah sekitar 150 juta orang.

Baca Juga

Salah satu produk yang terlihat dicampakan adalah Hyundai Kona. Beberapa bulan lalu, pabrikan Korea Selatan itu menghadirkan produk EV di India dan mengemas dalam sebuah iklan yang menyasar pada generasi milenial. Tapi, hingga Agustus 2019, Kona hanya terjual sebanyak 130 unit.

Kemungkinan besar, kehadiran mobil listrik di India kurang disambut dengan hangat karena harga produk yang terlalu mahal. Pendapatan rata-rata masyarakat India sekitar 2 ribu dolar AS per tahun, sementara Kona ditawarkan dengan harga 35 ribu dolar AS.

Chairman Maruti Suzuki India Ltd pun mengamini bahwa harga mobil listrik sangat tidak terjangkau bagi masyarakat India. Beragam isu terkait harga dan infrastruktur pun membuat pabrikan yang memimpin pangsa pasar di India itu belum berencana untuk menelurkan produk EV hingga tahun depan.

“Peluang pasar EV dalam dua atau tiga tahun kedepan belum jelas,” ujarnya. Meskipun, Pemerintah India telah melakukan upaya untuk mendongkrak penjualan EV demi dapat menekan polusi di negara tersebut. Februari lalu, Pemerintah India pun teleh berkomitmen untuk menganggarkan 1,4 miliar dolar AS untuk penyediaan infrastruktur dan subsidi.

Sebenarnya, potensi pasar di India masih sangat besar. Mengingat, angka kepemilikan mobil di India masih terbilang minim. Dari seribu orang, hanya 27 orang India yang memiliki mobil. Peluangnya masih sangat besar, dibanding Jerman yang kepimilikanya telah mencapai 570 mobil per seribu orang.

Sebenarnya, masyarakat India cukup antusias u untuk menggunakan EV agar dapat menekan polusi. Tapi, niat mulia itu harus terjegal oleh keterbatasan daya beli. Hal ini pun diperparah oleh perbankan yang masih enggan untuk menghadirkan skema pembiayaan khusus mobil listrik. Padahal, mayoritas konsumen di India membeli mobil dengan menggunakan jasa leasing.

Di satu sisi, sebagai sesama negara dengan potensi pasar yang besar, India memang masih kalah jauh dibanding Cina. Dari segi infrastruktur, Cina saat ini telah memiliki 456 ribu stasiun isi ulang baterai mobil. Sedangkan India, jumlahnya hanya sekitar 650 titik. Tak heran, China mampu menjual lebih dari 8 ribu EV dalam dua hari dan India membutuhkan waktu enam tahun untuk mencapai jumlah tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement