REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Wiratno menyatakan, kawasan penambangan pasir di Gunung Guntur, Kabupaten Garut, Jawa Barat, layak dijadikan objek wisata karena memiliki nilai jual seperti daerah lain di Yogyakarta.
"Gunung Guntur itu bisa dijadikan ekowisata, bagus juga untuk 'selfie' maupun 'tracking'," kata Wiratno usai penutupan kawasan penambangan pasir di Gunung Guntur, Garut, Rabu (26/7).
Ia menuturkan, kawasan Gunung Guntur tidak seharusnya dijadikan lokasi penambangan pasir karena dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Menurut dia, Gunung Guntur harus dialihkan menjadi kawasan objek wisata alam yang memiliki daya tarik tersendiri di Kabupaten Garut.
"Lokasi ini bagus untuk jadi spot selfie sebagai pengganti manfaat pasir," katanya.
Ia mengatakan, keberadaan objek wisata di Gunung Guntur akan mampu mengalihkan profesi warga sekitar ke sektor pariwisata. Jika sudah merasakan manfaatnya, kata dia, maka masyarakat tidak akan kembali menjadi penambang sebagai sumber penghasilannya dari penambangan pasir.
"Kalau dapat manfaat dari wisata ngapain gali pasir, dari wisata bisa kasih penghasilan ke masyarakat," katanya.
Bupati Garut Rudy Gunawan menyatakan, Pemerintah Kabupaten Garut siap untuk menjadikan Gunung Guntur sebagai kawasan objek wisata baru di Garut. Ia berupaya mengalihkan profesi masyarakat penambang ke sektor pariwisata seperti menjadi pemandu wisata atau memanfaatkan potensi wisata lainnya.
"Akan mencoba alih profesi masyarakat menjadi pemandu wisata," katanya.