REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung resmi meluncurkan program Layad Rawat, di Balai Kota Bandung, Rabu (26/7). Program ini, merupakan sebuah inovasi untuk memberikan pelayanan dasar kesehatan kepada masyarakat dengan mendatangi langsung orang yang sakit di rumah. Peluncuran dilakukan langsung oleh Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil dan Wali Kota Bandung Oded M Danial.
Menurut Ridwan Kamil, hampir 40 persen pemukimannya padat penduduk. Jadi, banyak gang-gang sempit yang hanya bisa dilalui motor. Melalui inovasi ini, pasien yang tinggal di wilayah padat bisa dijangkau dengan lebih mudah. Yakni, hanya dengan menelepon ke 119 (bebas pulsa).
Nantinya, akan ada petugas yang menghubungkan pasien ke puskesmas terdekat untuk langsung ditindaklanjuti oleh puskesmas tersebut. Ia berharap, tak ada warga yang memainkan layanan ini.
"Saya khawatir karena dokter di Kota Bandung cantik-cantik. Nanti, ada yang pura-pura sakit karena ingin dirawat. Ini, harus ada sanksi tegas untuk orang-orang yang iseng itu," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.
Saat ditanya tentang sanksi yang akan diberikan, Emil mengatakan, ia akan memikirkan ke depan sanksinya seperti apa. Menurut Emil, program ini pun, terinspirasi dari banyaknya kasus pasien yang tidak tertolong karena keterbatasan fasilitas ruangan di rumah sakit.
Melalui program ini, 1.598 petugas kesehatan yang di dalamnya terdapat 87 dokter, 184 bidan, dan 23 ahli gizi, akan diterjunkan ke masyarakat untuk merawat orang yang sakit. "Konsep baru pembangunan hari ini adalah negara yang mendatangi warga, tidak selalu warga yang mendatangi negara untuk mendapatkan pelayanan," kata Emil.
Menurut Emil, konsep ini sangat sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk menjamin bahwa negara selalu hadir di tengah-tengah masyarakat dalam setiap aspek kebutuhannya. "Konsep negara mendatangi warga sebagai konsep melayani baru ini akan kami hadirkan terus," katanya.
Program Layak Rawat difasilitasi dengan 11 ambulans motor yang ditempatkan di 8 puskesmas 24 jam dan UPT Pelayanan Kesehatan Mobilitas (Yankesmob) di Kota Bandung. Dengan begitu, tim medis akan langsung bersiap menggunakan ambulans motor jika ada panggilan melalui 119 dari warga.
Gagasan ambulans motor tersebut datang dari warga di mana perlengkapan kesehatan tim medis dibawa menggunakan motor yang telah didesain secara khusus. Perancangnya adalah Dani Febrian yang tahun lalu memenangkan kontes ide melalui platformiuran.id.
"Inilah contoh warga Bandung yang difasilitasi gagasannya, diperbaiki pelayanannya, dan alhamdulillah semuanya mewujud dalam layanan yang namanya Layad Rawat," katanya.
Ambulans motor ini, kata dia, merupakan solusi untuk mempercepat penanganan kesehatan di pemukiman padat yang tidak memungkinkan akses mobil ambulans. Walaupun, Emil mengaku, Pemkot Bandung masih kekurangan motor operasional untuk layanan ini. Karena, baru ada 11 unit. Ia berharap, di satu kecamatan bisa ada satu unit sehingga kekurangannya masih 19 unit.