Jumat 28 Jul 2017 04:27 WIB

Demokrat Juga Rencanakan Bertemu Petinggi PKS dan PAN

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subiyanto di pendopo Puri Cikeas, Jawa barat, Rabu (27/7) malam.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subiyanto di pendopo Puri Cikeas, Jawa barat, Rabu (27/7) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usai mengundang Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Partai Demokrat akan kembali menjadwalkan komunikasi dengan petinggi partai lainnya. Partai yang dimaksud adalah partai yang memiliki kesamaan pandangan dengan Partai Demokrat berkaitan pasal ambang batas pencalonan presiden dalam Undang-Undang Pemilu.

"Komunikasi dengan PKS dan PAN akan kami lakukan secepatnya," ujar Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan usai pertemuan SBY-Prabowo di Kediaman SBY, Puri Cikeas, Bogor, Kamis (27/7).

Hinca menyebut kemungkinan komunikasi kembali menyandingkan petinggi partai. Ia berharap, setelah pertemuan ada kesamaan pandangan partai-partai di luar pemerintahan tersebut untuk tetap mengawal pemerintah. "Penyeimbanglah. Karena negara ini milik kita sama-sama, kalau kira-kira dia sudah kejauhan, 'eh salah itu', begitukan," ujar Hinca.

Namun ia enggan menyebut jika pertemuan-pertemuan tersebut adaah bentuk poros koalisi. "Kita tidak sebut ini koalisi tapi forum," ujar Hinca.

Seperti dalam pertemuan malam tadi, Hinca mengungkap kedua tokoh nasional itu khususnya juga menyoroti telah disahkannya pasal soal presidential threshold dalam UU Pemilu. Hinca mengungkap, kedua partai sepakat mengawal proses rencana gugatan uji materi pasal tersebut ke Mahkamah Konstitusi. (Baca: SBY-Prabowo Bahas Uji Materi Presidential Threshold)

"Namun ada atau enggak putusan MK itu kami jalan sama-sama, karena tadi kita punya keprihatinan sama-sama terhadap penyelenggaraan pemerintahan ini. Karena itu kami mengawalnya. Diperlukan penyeimbang untuk agar lebih baik ke depan," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement