REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid menegaskan tidak perlu mencemaskan perbedaan pandangan politik karena merupakan hal yang wajar dalam proses demokrasi.
"Yang namanya demokrasi berbeda posisi, berbeda pandangan politik bukan berarti menghadirkan kecemasan, bukan berarti menghadirkan masa depan Indonesia yang suram, tetapi demokrasi," kata Hidayat Nur Wahid, di Lombok, Sabtu (29/7).
Ia mengatakan dalam konteks keberagaman dan keinginan untuk terus memberi solusi pada persoalan bangsa, pertemuan antaranak bangsa terlebih antarpemimpin harus dimaknai secara positif.
Hidayat mengatakan pertemuan antara Susilo Bambang Yudhoyono dengan Prabowo Subianto hanyalah satu pertemuan dari berbagai pertemuan yang diharapkan dan melibatkan banyak pihak baik di dalam pemerintahan maupun di luar pemerintahan.
"Yang penting memaknai pertemuan yang kemarin yaitu konstruktif berpolitk itu bukan kubu-kubuan atau menghadirkan kecemasan, tapi menghadirkan harapan sesuatu yang lebih baik," katanya lagi.
Menanggapi pandangan apakah pertemuan antara SBY dan Prabowo kemudian akan mengerucut pada adanya koalisi yang diikuti oleh Partai Demokrat, Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Amanat Nasional, Hidayat mengatakan segala kemungkinan bisa saja terjadi.
Menurut Hidayat yang juga Wakil Ketua MPR RI, koalisi pada 2019 akan ditentukan oleh berbagai pilkada yang akan berlangsung pada 2018 mendatang. Bagi PKS, katanya, berkoalisi dengan Partai Gerindra, PAN, dan partai lainnya kerap terjadi dalam Pilkada, Pemilu maupun Pilpres.