Rabu 09 Aug 2017 17:00 WIB

Polda Jateng: Tak Ada Intervensi dalam Seleksi Masuk Polri

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Qommarria Rostanti
Sejumlah bintara Polisi Samapta Bhayangkara (Sabhara) angkatan XLIII berjalan jongkok ketika mengikuti pembinaan tradisi (bintra) di Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Senin (12/1).
Foto: ANTARA FOTO
Sejumlah bintara Polisi Samapta Bhayangkara (Sabhara) angkatan XLIII berjalan jongkok ketika mengikuti pembinaan tradisi (bintra) di Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Senin (12/1).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Sebanyak 750 calon bintara Kepolisian Republik Indonesia (Polri) hasil seleksi penerimaan bintara Polri 2017, memulai pendidikannya di Sekolah Polisi Negara (SPN) Purwokerto, Rabu (9/8). Dimulainya masa pendidikan bintara Polri tersebut ditandai dengan upacara di Lapangan SPN Purwokerto yang dihadiri Wakapolda Jawa Tengah, Brigjen Pol Indrajit.

Usai menjadi inspektur upacara, Wakapolda mengatakan para calon bintara Polri yang mulai mengikuti pendidikan adalah calon anggota Polri yang diperoleh dari proses seleksi yang transparan dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). "Alhamdulilah di Jawa Tengah, sampai saat ini tidak ada hal-hal yang sumbang. Kita malah mendapatkan pengharaan dari LSM bahwa penerimaan anggota Polisi di Jateng sangat transparan," kata dia.

Indrajit mengatakan dalam proses penerimaan anggota polisi mulai dari tamtama, bintara, hingga taruna Akpol, pimpinan polisi di Jateng tidak ada yang melakukan intervensi. Dengan demikian, kelulusan seseorang mengikuti pendidikan kepolisian, sepenuhnya berada ditentukan oleh panitia seleksi. "Kami dari jajaran pimpinan Polri di Jateng, tidak ada yang intervensi. Semua ditentukan panitia berdasarkan kriteria yang berlaku, seperti lolos seleksi mental, fisik, intelektual dan keterampilan kerja khusus," kata dia.

Menurut dia, dengan proses seleksi yang transparan dan bebas KKN, diharapkan polisi yang dihasilkan juga akan mempunyai kualitas terbaik sebagai pengayom masyarakat. Dengan demikian, mereka kelak akan bisa menjawab tantangan ke depan, termasuk dalam mengatasi berbagai bentuk kejahatan yang makin berkembang.

Dari 750 calon bintara Polri yang kini mengikuti pendidikan di SPN Purwokerto, sebagian besar merupakan anak PNS sebanyak 134 orang dan anak dari keluarga Polri sebanyak 113 orang. Lainnya dari kalangan swasta, bahkan ada yang berasal dari keluarga nelayan dua orang dan buruh 30 orang. Mereka akan mengikuti pendidikan di SPN selama tujuh bulan.

Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakapolda Jateng, Kapolri, Jenderal Pol Muhammad Tito Karnavian, mengatakan pada 2017, Polri menerima 10.150 peserta didik terdiri atas 9.650 orang pria dan 500 orang wanita. Dari jumlah tersebut, Polri akan menyiapkan penguatan personel sebanyak 200 orang dengan latar belakang teknologi informatika yang akan dididik secara khusus di SPN Cisarua Jawa Barat.

Usai menghadiri pembukaan pendidikan bintara Polri, Wakapolda juga meresmikan keberadaan patung Komjen Pol Purn Raden Soemarto di halaman depan SPN. Dia menyebutkan, sosok Komjen Pol Soemarto banyak berjasa kepada Polri.

Dia berharap, keberadaan patung Komjen Pol R Soemarto yang merupakan putra asli Banyumas tersebut dapat memberi inspirasi bagi para calon bintara untuk mengikuti jejak mantan wakapolri tersebut. Saat Komjen Pol R Soemarto menjabat wakapolri, jabatan Kapolri dipegang oleh  RS Soekanto. Komjen Pol R Soemarto pula yang berinisiatif mengubah nama pasukan polisi istimewa menjadi Brimob.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement