Kamis 10 Aug 2017 18:19 WIB

Jabar Raih Anugerah Budhipura Atas Inovasi Teknologi

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Qommarria Rostanti
Menristekdikti Muhammad Nasir (kiri) memberikan piala penghargaan Anugerah Budhipura kepada Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (tengah) pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-22 di Center Point Indonesia (CPI), Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (10/8).
Foto: Antara/Yusran Uccang
Menristekdikti Muhammad Nasir (kiri) memberikan piala penghargaan Anugerah Budhipura kepada Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (tengah) pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-22 di Center Point Indonesia (CPI), Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (10/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) mendapatkan anugerah Budhipura 2017 atas inovasi teknologi yang dikembangkan. Anugerah ini merupakan penghargaan kepada provinsi termaju di Indonesia dalam pengembangan inovasi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertanian, perikanan, peternakan, dan perkebunan.

Anugerah Budhipura 2017 diterima oleh Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, dan diserahkan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Muhammad Natsir, dengan disaksikan langsung Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Penghargaan ini diberikan pada puncak peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) Ke-22 yang tahun ini dipusatkan di Center Point of Indonesia Makassar, Kamis (10/8).

"Alhamdulillah kita bisa memenangkan Anugerah Budhipura untuk tahun ini. Ini yang ketiga kali berturut-turut dari tahun 2015," kata Aher dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (10/8).

Jabar dinilai layak meraih Budhipura karena lima sistem inovasi daerah berbasis iptek-nya. Inovasi tersebut diantaranya budi daya ikan patin, Lele Sangkuriang, Kopi Java Preanger, tanaman indigofera, dan Ayam Sentul yang dinilai berhasil meningkatkan nilai tambah suatu produk yang berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat.

Aher mengatakan sesebagai bentuk penghargaan, kelima inovasi tersebut akan langsung diterapkan di seluruh Jabar. "Saya berkomitmen bahwa inovasi ini akan diterapkan oleh seluruh petani di Jabar, ini juga sebagai bentuk penghargaan kepada mereka yang telah berjasa," ujarnya.

Bersama empat pesaingnya yakni Provinsi Lampung, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, dan Riau, Aher mengatakan kelima inovasi ini telah diterapkan dan dikembangkan di berbagai sektor Jabar sesuai dengan potensi wilayah dan komoditi unggulan. Pertama adalah inovasi budi daya ikan patin dengan sistem teknologi corong melalui prinsip resirkulasi air sehingga kandungan oksigen tinggi, dan menyebabkan kepadatan telur ikan tinggi. Inovasi ini berhasil meningkatkan produksi larva dari per ruang per tahunnya, yang awalnya dengan cara konvensional menghasilkan hanya 0,9 juta larva, kini bisa mencapai 27 juta larva.

Kemudian Kopi Java Preanger, jenis kopi yang telah berhasil menjadi juara pertama pada kontes kopi dunia ini berasal dari empat kabupaten, yakni Bandung, Bandung Barat, Garut, dan Ciamis. Inovasi yang dilakukan pada jenis kopi ini selain pemasaran ke luar negeri juga adalah diupayakannya inovasi sertifikasi bibit unggul. Dengan rekayasa teknologi pada bibit tersertifikasi.

Sekarang, bibit yang asalnya ditanam tiga tahun baru berbuah, setelah ada rekayasa teknologi bibit unggul tersebut hanya 11-12 bulan sudah bisa berbuah. Hasil dari upaya tersebut mampu menghadirkan nilai kesejahteraan yang lebih tinggi, dari yang asalnya hanya Rp 30 ribu per kilogram green been, sekarang sudah sampai di minimal Rp 125 ribu, dan kopi terbaiknya mencapai Rp 700 ribu per kilogram green been.

Yang ketiga adalah budi daya Lele Sangkuriang yaitu ikan lele yang disentuh teknologi, dengan kunyit dan serum tertentu yang dicampur di pakan. Alhasil produksinya bisa lebih meningkat, yang asalnya bisa dipijahkan dua kali setahun, menjadi empat kali setahun.

Lalu yang keempat yaitu tanaman indigofera sebagai pakan ternak. Dalam usaha peternakan, faktor pakan menjadi jadi penting karena faktor inilah yang menghabiskan biaya cukup besar. Maka dengan indigofera, ditemukan jenis pakan 'hijau-hijauan' yang baru.

Dampak dari upaya pengembangan indigofera yakni biaya pakan ternak yang lebih rendah 50 persen dari pakan biasa. Peternak semakin untung, dan diharapkan para peternak lebah ini bergairah dalam menjalankan usahanya.

Terakhir yaitu Ayam Sentul. Merupakan ayam asli masyarakat Jabar, yang melalui sentuhan teknologi ditemukan great grand parents stock (GGPS) kemudian ditemukan grand parent stock (GPS), lalu parent stock, dan final stock.

"Saya berharap tahun depan pada Hakteknas ke-23 di di Riau kita juara pertama lagi karena masih banyak inovasi yang lain, sekarang saja ada 17 inovasi yang ditawarkan termasuk unggulan kita yaitu inovasi mobil desa," ujar Aher.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement