Kamis 17 Aug 2017 06:35 WIB

Novel: Allah akan Menolong Orang yang Memberantas Korupsi

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan
Foto: Ist
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengungkapkan kiat-kiat untuk tetap bersemangat dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Novel juga yakin Allah akan menolong orang-orang yang berusaha memberantas korupsi.

"Saya ingin menularkan semangat kepada kawan-kawan pejuang lainnya, tidak ada masalah, jangan takut sama mafia, jangan takut sama orang-orang siapapun. Baik dia menggunakan senjata, menggunakan apapun jangan takut, karena apa? Dia juga manusia, tidak bisa berbuat apa-apa, dia lemah," kata Novel seperi dikutip dari Antara, Rabu (16/8).

Seperi diketahui, Novel menjadi korban penyerangan dari orang tidak dikenal pada 11 April lalu. Penyidik KPK itu disiram dengan air keras tak jauh dari rumahnya usai shalat Subuh di Masjid Al-Ihsan. Akibatnya, mata Novel pun mengalami kerusakan sehingga ia harus menjalani perawatan di Singapore National Eye Centre (SNEC) sejak 12 April 2017.

Kamis ini, Novel rencananya akan melakukan operasi besar di mata kirinya. Operasi yang disebut operasi artifisial itu rencananya juga membutuhkan pemulihan selama dua bulan ke depan dan dilanjutkan operasi lain untuk memasang lapisan artifisial di mata kirinya sehingga total tiga bulan selanjutnya Novel harus fokus pada pengobatannya.

"Bagi saya, ancaman terberat adalah ketika saya berbuat buruk, ketika saya berbuat buruk dan Allah mentakdirkan keburukan untuk saya, maka celakalah saya," ujarnya.

Meski pemberantasan korupsi di Indoensia masih menyisakan banyak pekerjaan rumah, namun Novel yakin bahwa Tuhan dapat menolong orang-orang yang berusaha memberantas korupsi itu.

"Korupsi di Indonesia sedemikian parahnya, tapi janganlah takut, segala sesuatu yang terjadi itu karena kehendak Allah dan kehendak Allah itu pasti baik," katanya.

"Manusia yang banyak kelemahannyalah yang tidak paham bahwa kehendak itu baik. Ketika itu terjadi maka saya bisa berkeyakinan bahwa saya mengambil jalan terbaik untuk diri saya dengan begitu saya akan kuat," ujarnya lagi.

Ia menegaskan bahwa pandangan yang menilai bahwa orang-orang yang punya banyak uang dan kekuasaan besar dapat berbuat apapun di Indonesia.

"Oh hal itu tidak benar karena sebenarnya Allah yang Maha Kuasalah yang menguasai segala sesuatu dan menentukan segalanya," ucapnya.

Ia pun mengaku tidak terlampau mengkhawatirkan keluarganya, termasuk anak-anaknya yaitu empat orang perempuan dan satu orang laki-laki yang baru berusia 7 bulan.

"Apakah saya merisaukan diri mereka? Saya tahu bahwa Allah yang menjaga mereka. Saya pernah bicara dengan anak saya yang paling besar, 'Nak saya bekerja ekstrem loh nak' kenapa saya bertanya begitu? Bukan karena saya tidak tahu jawabannya, bukan karena saya ragu, tapi saya ingin mendidik dia," jelasnya.

"Saya ingin mencoba dia apakah dia sudah punya pilihan yang kuat. Dia jawab dengan tenang dan berani, 'Jangan takut Bi, Abi (bapak) pilih saja yang harus dilakukan, Abi jangan takut. Jadi dengan begitu saya merasa bahwa tidak ada yang perlu dirisaukan karena takdir Allah dan takdir Allah itu pasti baik karena itu saya tidak perlu khawatir," ungkap Novel.

Sehingga ia pun menegaskan akan memilih jalan yang paling berani dalam hidupnya.

"Saya tidak pernah berpikir rumit atas segala hal. Saya paham bahwa Allah yang mengatur segalanya, rezeki Allah yang mengatur, umur Allah yang mengatur, semua pertemuan Allah yang mengatur, tidak ada yang rumit. Saya bukan orang yang suka berangan-angan, tapi segala sesuatu yang terjadi di depan saya, saya akan pilih jalan yang paling berani untuk menghadapinya," tegas Novel.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement