Kamis 17 Aug 2017 14:39 WIB

Pertemuan SBY-Megawati Dinilai Tanda Keharmonisan Bangsa

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Andri Saubani
Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri (tengah) berjabat tangan dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) beserta istri Ani Yudhoyono (kedua kanan) saat menghadiri upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan RI di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8).
Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri (tengah) berjabat tangan dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) beserta istri Ani Yudhoyono (kedua kanan) saat menghadiri upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan RI di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejadian langka terlihat ketika Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden kelima RI, Megawati Soekarno Putri datang pada perayaan Hari Kemerdekaan ke-72  Indonesia di Istana Negara. Pertemuan keduanya di Istana Negara sudah sangat jarang terlebih ketika SBY duduk sebagai pemimpin negara Indonesia, Megawati tidak pernah merayakan hari kemerdekaan di Istana Negara.

Pertemuan ini pun mendapat tanggapan positif dari ketua partai PPP Romahurmuziy (Romi). Menurutnya, kedatangan kedua mantan petinggi negeri ini memperlihatkan bahwa kerukunan di Indoensia semakin baik. "Saya juga senang karena melihat rukunnya seluruh pemimpin bangsa. Pak SBY dengan Bu Mega," kata Romi ditemui usai perayaan Hari Kemerdekaan, di Istana Negara, Kamis (17/8).

Menurut Romi, dalam pertemuan tersebut terlihat saling bersalaman dan bertegur sapa dengan wajah yang tidak mengerenyitkan kening. Kejadian ini harus dijadikan momentum agar para pemimpin negara Indonesia bisa terus menjaga keharmonisan sehingga menimbulkan kesejukan dan suasana yang mampu menyokong satu sama lain.

Ketika ditanya perbincangan apa yang dilakukan antara SBY dan Megawati, Romi enggan membeberkannya. Namun, dia melihat keduanya sempat bersua karena Romi berada tak jauh dari mereka. "Saya lihat, ya karena bareng-bareng," ujar Romi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement