Kamis 17 Aug 2017 19:51 WIB

Mensos Pimpin Upacara dengan Pakaian Adat Sumenep

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa kala memimpin Perayaan Kemerdekaan, Kamis (17/8)
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa kala memimpin Perayaan Kemerdekaan, Kamis (17/8)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-72 Republik Indonesia (RI) dirayakan dengan cara unik dan berbeda di halaman Kementerian Sosial (Kemensos), Jakarta Pusat, Kamis (17/8) pagi WIB. Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa selaku inspektur upacara menggunakan pakaian adat Sumenep, Madura. 

Berdasarkan rilis yang diterima republika.co.id, Khofifah mengenakan pakaian adat Keraton Sumenep, yakni atasan kebaya hitam beludru dipadu bawahan kain batik motif Madura, serta jilbab berwarna merah. 

"Ini baru pertama kali. Tahun-tahun sebelumnya pakai baju Korpri. Indah, bukan? Inilah Indonesia, penuh warna dan beragam," ujar Mensos usai upacara, Kamis (17/8). 

Menurut Khofifah, ada makna mendalam dari upacara bendera dengan busana adat dari berbagai daerah tersebut. Dia menerangkan, setiap individu berbeda suku, agama, berbeda pendapat, berbeda parpol, berbeda bahasa daerah, berbeda adat istiadat, namun semuanya tetap satu, Indonesia. 

Dia mengatakan, ide untuk mengenakan pakaian adat untuk menghadirkan nuansa yang berbeda dalam perayaan kemerdekaan Indonesia 2017. "Saya berharap semua karyawan bangga dengan pakaian adat yang mereka kenakan. Pakaian adat bukan sekedar busana resmi suatu daerah. Tapi merupakan identitas bangsa dan bentuk penghargaan terhadap budaya yang kita miliki," ujar Khofifah.

Sementara Dirjen Penanganan Fakir Miskin (PFM) Kemensos, Andi ZA Dulung mengatakan, ada suasana berbeda saat melihat para PNS berbusana adat. Andi yang asal Soppeng mengenakan pakaian adat khas Bugis, Sulawesi Selatan itu menyebut, dengan beragamnya pakaian adat Nusantara yang dikenakan PNS maka nuansa keindonesiaan dan kekeluargaan lebih terasa kental.

"Saya lihat semua tampak bahagia. Saling mengomentari penampilan temannya, atau bercerita tentang busana adat yang dipakainya. Ada yang sewa, ada yang koleksi pribadi. Kalau saya milik sendiri dan memang ini busana yang wajib punya," tutur Andi.

Direktur Jaminan Sosial Keluarga Kemensos, Nur Pujianto juga merasa senang bisa berbusana adat Jawa Tengah. Menurut dia, bagian yang paling sulit saat berbusana adat adalah memasang jarit. 

"Alhamdulillah hari ini sukses berbusana adat Jawa Tengah. Atasan beskap dan bawahan kain jarik. Lengkap dengan keris dan blangkon. Ini baju milik sendiri, jadi tidak perlu repot-repot sewa," ujarnya seraya tertawa.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement