REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin meminta ormas Islam merancang kegiatan untuk mengisi kekosongan hari sekolah di Sabtu dan Ahad. Permintaan itu merujuk pada rencana pemerintah menerapkan kebijakan lima hari sekolah (LHS) sebagai salah satu implementasi penguatan pendidikan karakter (PPK).
“Kebijakan lima hari sekolah membuka peluang bagi umat Islam untuk membuat kegiatan pendidikan keluarga,” kata dia usai pertemuan Rapat Pleno ke-19 di Kantor MUI, Jakarta, Rabu (23/8).
Din meminta umat Islam bergerak dan berkreasi menyikapi kebijakan PPK. “Kalau ingin Indonesia maju, harus ada kreativitas, banyak improvisasi umat Islam,” jelasnya.
Menurut DIn, selama ini permasalahan yang banyak terjadi di Indonesia muncul dari runtuhnya keluarga Islam. Ia mengatakan rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjadikan Sabtu-Ahad sebagai hari keluarga sejalan dengan salah satu pembahasan Munas MUI, yakni kembali ke keluarga.
Din meyakini waktu yang dihabiskan anak bersama keluarga merupakan bagian pendidikan karakter. “Ini peluang untuk merancang pendidikan keluarga,” ujar Din.