REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai pola tekanan udara pada puncak musim kemarau yang saat ini sedang terjadi.
Dalam siaran pers tertulisnya Humas BMKG, Ahad (27/8), menyebutkan secara umum pada musim kemarau maupun puncak musim kemarau, pola bergerakan massa udara dan angin berasal dan datang dari sebelah Tenggara (Australia). Secara klimatologis dan normalnya pola tekanan udara di wilayah Australia lebih tinggi dibandingkan di wilayah Asia, kondisi saat ini di wilayah Australia berkisar 1.026 mb sedangkan di wilayah Asia berkisar 1.002 mb.
Selisih tekanan udara yang cukup besar itulah yang meningkatkan dan menguatkan tarikan massa udara dan kecepatan angin di sekitar Indonesia terutama di sebelah Selatan Khatulistiwa Indonesia (Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara). Hal ini mengingat sifat massa udara yang bergerak dari daerah yang memiliki tekanan udara yang tinggi menuju daerah yang memiliki tekanan lebih rendah. Semakin tinggi selisih tekanan udara antara dua daerah, maka kecepatan gerak massa udara juga akan semakin tinggi.
Pola angin saat ini di wilayah Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara mengalami kenaikan, bertiup dari arah Timur-Tenggara dengan kecepatan berkisar antara 15-30 knots (30-55 km per jam). Fenomena ini akan berlangsung hingga dua-tiga hari ke depan.
Dengan adanya Siklon Tropis "PAKHAR" yang berada di Laut Cina sebelah Barat Philipina. Hal ini ikut memperkuat aliran angin dari Selatan yang menyeberang ke Indonesia, khususnya Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Untuk itu, masyarakat diimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti papan reklame, baliho, pohon rindang yang berpotensi roboh atau tumbang dan pengguna jalan saat berkendara serta pengguna jasa transportasi penyeberangan laut diharapkan waspada terhadap potensi gelombang tinggi tersebut.
Sebelumnya, BMKG menyebutkan bahwa musim kemarau 2017 normal dalam artian tidak sekering pada 2015 dan tidak sebasah 2016. Puncak musim kemarau diperkirakan antara Juli-Agustus-September. Sehingga saat ini wilayah Indonesia berada di bulan puncak musim kemarau.