REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Warga Solo diimbau agar waspada saat memilih hewan kurban. Sebab, hasil penelitian tim Universitas Sebelas Maret (UNS) menemukan adanya sejumlah sapi dengan kandungan timbal (Pb) tinggi.
Hasil penelitian tim Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UNS yang dilakukan pada Januari hingga Februari lalu pada sapi yang kerap digembalakan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo menyimpulkan tak layak konsumsi lantaran kandungan Pb pada sapi yang melebihi ambang batas yang ditentukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Sapi-sapi yang ada di TPA Putri Cempo tak layak konsumsi karena mengandung timbal diatas ambang batas yang membahayakan kesehatan," tutur Dosen yang sekaligus ketua tim peneliti Fakutlas MIPA UNS, Pranoto pada Selasa (29/8).
Dia menjelaskan, hasil penelitian dengan menggunakan metode Ultra Violet Visible Spectophotometry itu menunjukan hasil kandungan Pb sebanyak 13 ppm hingga 17 ppm padalah ambang batas kadunga Pb yang ditentukan BPOM yakni 1 ppm. Menurut Pranoto, sapi dengan kandungan Pb tinggi sangat membahayakan bagi kesehatan terlebih dapat berdampak pada penurunan tingkat kecerdasan pada anak hingga menimbulkan pembengkakan hati dan organ tubuh lainnya.
Dia pun menyarankan, peternak Putri Cempo agar mengkarantina sapi-sapinya selama tiga bulan sebelum dijual. Selama masa karantina, kata dia, peternak harus memberikan pakan rumput dan air bersih. hal tersebut dilakukan agar kandungan timbal menurun.
"Sekarang apakah sebelum dijual itu dikarantina dulu atau tidak, kalau tidak dikarantina ini yang berbahaya bagi kesehatan," tuturnya.