Rabu 30 Aug 2017 18:28 WIB

Warga Depok Aksi Demo Tolak Sistem Satu Arah

Rep: Rusdy Nurdinasyah/ Red: Bayu Hermawan
Warga Depok melakukan aksi demo turun ke jalan menolak dan meminta dibatalkannya Sistem Satu Arah (SSA) di Jalan Arif Rahman Hakim (ARH), Rabu (30/8).
Foto: Republika/Rusdy Nurdiansyah
Warga Depok melakukan aksi demo turun ke jalan menolak dan meminta dibatalkannya Sistem Satu Arah (SSA) di Jalan Arif Rahman Hakim (ARH), Rabu (30/8).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Warga dan karyawan toko di jalur Sistem Satu Arah (ARH) di Depok melakukan aksi demo turun ke jalan menolak dan meminta dibatalkannya SSA di Jalan Dewi Sartika, Jalan Nusantara dan Jalan ARH.

"Kami minta dibatalkan SSA karena sangat merugikan aktivitas warga, baik secara sosial dan ekonomi," ujar kordinator aksi demo, Boges Marhen, Rabu (30/8).

Usai berorasi di sepanjang Jalan ARH, warga pun melanjutkan aksi demo ke kantor Balai Kota Depok di Jalan Margonda, Depok.

"SSA bukan solusi kemacetan tapi hanya memindahkan kemacetan dan kemacetan di Jalan Dewi Sartika juga masih terjadi," kata Boges.

Seorang pedagang elektronik, Yudi mengutarakan, menolak SSA karena warga yang ingin menyeberang jalan ketar-ketir akibat kendaraan melaju cukup kencang, khususnya saat pemberlakuan SSA di Jalan ARH yang diberlakukan pada pukul 15.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB.

"Tidak itu saja tempat usaha atau pertokoan di kawasan SSA jelas satu bulan belakang merugi karena sepi pembeli. Kerugian turunnya omset penjualan hingga 60 persen," jelasnya.

Agus seorang warga Depok mengaku merasakan langsung dampak SSA.

"Saya sangat setuju dengan adanya kebijakan SSA yang dilakukan oleh Pemkot Depok karena setelah dilakukkannya uji coba SSA, tidak ada lagi kemacetan di sepanjang jalan SSA, bahkan arus lalulintas jadi lancar. Saya mengharapkan Pemkot Depok dapat meneruskan uji coba SSA menjadi peraturan permanen," tuturnya.

Haryadi, warga Depok lainnya, mengatakan penerapan SSA yang sudah berlangsung sebulan itu cukup berhasil walaupun memang masih ada titik kemacetan di ujung jembatan layang dari arah Margonda menuju Depok Satu, putaran arah di Kampung Kembang, Lio sepanjang Jalan Raya Margonda dari arah Jalan Raya Juanda dan di perlintasan pintu rel kereta api Jalan Raya Dewi Sartika.

"Yang harus mendapatkan perhatian serius Pemkot Depok adalah penambahan sejumlah rambu lalu lintas agar kendaraan tidak ngebut di jalur SSA, seperti jalur kejut penyeberangan orang, penindakan terhadap sopir Angkot yang makal seenaknya, sepeda motor maupun mobil yang parkir pinggir jalan saat jam pulang sekolah anak maupun pelebaran badan jalan di setiap perempatan maupun pertigaan di jalur SSA," jelas Haryadi.

Aksi demo tersebut akhirnya diterima Kasatpol PP Depok, Dudi Mir'az didampingi Sekretaris Dinas Perhubungan (Dishub), Yusmanto. "Sebetulnya biasa karena ada yang pro dan kontra terhadap uji coba SSA sehingga selalu dievaluasi setiap minggu program SSA," terang Yusmano.

Program uji coba SSA selama satu bulan, sejak 29 Juli 2017 ini sebetulnya hampir setiap minggu dievaluasi serta dipantau Dishub Pemkot Depok untuk kepentingan masyarakat banyak bukan kepentingan tertentu.

"Dipakai atau tidaknya SSA, hasil evaluasinya sudah ada di tangan Wali Kota Depok. Hasil evaluasi selama beberapa kali dalam satu bulan ternyata positif karena dapat mengurangi kemacetan yang terjadi hampir setiap saat di empat jalan utama di Depok tersebut," papar Yusmanto.

Menurut Yusmanto, telah terjadi peningkatan kinerja ruas jalan, dengan indikator waktu tempuh semakin singkat, Jarak tempuh semakin jauh dan semakin pendek panjang antrian. "Dilanjutkan atau tidak SSA, keputusan ada di Wali kota Depok untuk membuat Peraturan Walikota (Perwal)," tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement